"Ow nggeh mas."
"Pernah enggak lihat foto wanita ini? Sembari aku menunjukkan foto Winda dan ibunya.
"Ow ya itu teman SMA aku mas."
"Sumpah, beneran ya mbak."
Rasanya lega, aku sudah mendapatkan bukti yang kuat bahwa sang pujaan hati tinggal di daerah sekita sini. Pasangan muda itu mengantarkan aku ke salah satu rumah, sembari menunjukkan bahwa itu adalah rumah milik Winda dan orangtuanya. Tapi, maaf mas mereka sudah pindah ke kota Blitar sehari yang lalu.
Ambyar hidupku. Aku hanya terpaku memandangi rumah kosong itu. Â Seketika terbersit ide untuk merelakan Winda jatuh kepelukan orang lain. Tapi, aku masih menyimpan kisah asmara di dalam arsip jantungku. Aku memutuskan untuk kembali ke kota Tulungagung.
Apakah kisah cinta aku dan Winda akan berakhir diperaduan senja kota Kediri? Ataukah kisah cinta aku dan Winda akan kembali bersemi di kota Blitar?
Nantikan kisah lanjutannya hanya di sini ya. Terima kasih untuk kamu yang pernah patah hati dan meluangkan waktu untuk membaca cerpen receh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H