Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengais Rindu, Menata Batin di Sang Arsitek

15 Februari 2021   13:03 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:22 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika engkau kecewa dan mengeluh terhadap kekurangan yang ada pada dirimu sendiri, maka datanglah kepada arsitek yang telah merancang dan menciptamu." (Zig Ziglar).

Pandemi yang kian tak menentu, memicu sejumlah persoalan dalam menata rindu bersama sang pujaan hati. Hati yang sudah retak, mengundang emosi untuk saling menyalahkan, sembari mengais rempah-rempah kerinduan di tengah Pandemi.

Hati yang sudah hancur, bagaikan serpihan rasa yang tak bertepian. Menarik apa yang dikatankan oleh salah satu Filsuf kontroversional yang dikaitkan dengan Nazi, yakni Martin Heidegger bahwa," jika badai menimpa pondok itu, dan salju turun, itulah saat yang tepat untuk berfilsafat."

Badai rindu jatuh menerpa emosi. Itulah saat yang tepat untuk saya mempertanyaan kapan berakhirnya Pandemi? Saya masih bergelut dengan polemik waktu. Waktu telah mengambil seseorang yang kita cintai, tapi saya yakin bahwa waktu akan mengembalikan pujaan hati kita.

Saat ini saya dan anda berada di titik terendah kehidupan. Jalinan cinta yang sudah sekian lama kita rajut bersama pacar ataupun pasangan diteror oleh Pandemi. Pandemi membawa miskomunikasi diantara kita bersama pasangan. Akibatnya, kita saling menjauhi.

Meskipun kita saling berjauhan, tapi hati kita selalu terkoneksi. Karena jaringan nirkabel yang ditanam di dasar laut, semakin kencang, menembusi sekat-sekat air mata kita.

Siapapun yang menjalani kisah cinta LDR-an saat ini memang terasa berat. Karena bentuk komunikasi kita seketika diganti dengan hanya melalui pesan via WhatsApp, Messenger, Twitter, Instagram, Line, dsb.

Maka, ingatlah ajaran dari Zig Ziglar bahwa, "jika engkau kecewa dan mengeluh terhadap kekurangan yang ada pada dirimu sendiri, maka datanglah kepada arsitek yang telah merancang dan menciptamu."

Kita mengakui Sang Arsitek atau Pencipta sebagai sarana komunikasi metafisis. Melalui komunikasi bersama Sang Pencipta, kita berbagi serpihan rasa sakit, stres, marah atas segala keadaan yang sangat memenjarakan saat ini.

Melalui komunikasi bersama sang Arsitek, kita akan mendapatkan pencerahan untuk saling memahami antar pasangan di tengah Pandemi. Bukannya kita tidak mau bertemu, tapi kita lebih mengutamakan kesehatan kita. Itulah alasan dibalik kita menjalani hubungan LDR-an saat ini.

Menahan diri untuk tidak bertemu dengan pasangan adalah pilihan yang tepat. Karena kesehatan kita lebih penting daripada serpihan-serpihan rasa yang selalu memantik adrenalin untuk saling menyalahkan.

So, berhentilah untuk saling menyalahkan. Lebih baik saling memahami, demi terciptanya paduan rasa yang selalu bertautan erat dengan jiwa dan raga kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun