Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jualan Itu Life Style-nya Sales Sejati

29 Januari 2021   14:13 Diperbarui: 29 Januari 2021   14:20 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sales dan pelanggan. Foto Oleh Sunyu Kim dari Pexels

Inspirasi itu datang dari mana saja. Inspirasi itu tanpa terdeteksi dengan alat pelacak apapun. Inspirasi bagaikan birahi yang muncul di mana pun. Birahi jualan  ya. Jadi, jangan meliarkan fantasi ke ranah sensasi!



Kawan, jualan adalah bagian dari gaya hidup (Life style)-nya Sales. Sadar enggak sadar, profesi Sales sekarang sangat dibutuhkan di dalam pangsa pasar apapun.


Dibalik kesuksesan sebuah Perusahaan atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak terlepas dari Sales-sales yang handal di dalam bidangnya.
Apalagi situasi bangsa dan negara kita saaat ini mengharuskan kita untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah (WFH), mengintip informasi seputar bisnis, olahraga, politik apapun dari rumah. Jadi, hipotesa atau kesimpulan sementara adalah rumah memiliki kedudukan istimewa dalam hal apapun.


Ya ampun bago jago, memang rumah adalah istana bagi siapapun. Ya, itu kan paradigma/kerangka berpikir kita saat ini. Tapi, coba berakrobat/berakselerasi dengan life style kehidupan sebelum Pandemi. Boro-boro rumah menjadi istana, wong jarang di rumah juga. Alasan klise, sibuk kerja, meeting dan urusan pekerjaan, dll. Akhirnya, jarang berada di rumah. Bukankah begitu kawan?


Okey kawan. Sekarang kita tancap gas menuju profesi Sales. Umumnya bila kita melamar pekerjaan di mana saja, lalu pihak Perusahaan menyodorkan, menawarkan profesi Sales, kita akan berusaha untuk menghindarinya. Ya, karena kita beranggapan bahwa kita tak memiliki passion di sana. Karena dunia Sales hanya seputar tawar-menawar. Ya, mirip-mirip Marketing lah. Bedanya, Marketing hanya berada di meja Kantoran. Lalu yang merasakan pahit  getirnya perjuangan adalah bagian Sales.

Di awal saya sudah katakan bahwa inspirasi datang dari mana saja. Korelasi, hubungan inspirasi yang saya dapatkan hari ini adalah ketika mengintip status rekan sekaligus mentor saya yakni, Pak Krissan Manalu. Beliau adalah Founder ILI (Info Lowongan Kerja Indonesia). Tentunya bagi anda yang sudah memiliki akun Linkedin, tak asing lagi dengan nama beliau.


Mengutip story Twitter Pak Krissan Manalu,'jualan itu jangan kaya lari SPINT, sebentar melesat abis itu hilang alias ga ada jualan lagi. Tapi harus kaya lari MARATHON, trus menerus KONSTAN baik dari awal sampai akhir bahkan seterusnya selama hidup. Karena JUALAN itu LIFE STYLE-nya SALES SEJATI."
Saya pun meminta izin via pesan WhatsApp-nya untuk meminjam istilah "Sales Sejati." Beliau pun mengizinkan saya. Maka lahirlah artikel receh atau sederhana ini. (Alasan kode etik).


Setiap orang bisa berjualan apa saja. Tapi, hanya segelintir orang yang tetap survival dalam situasi apapun. Ada yang mengadopsi Sales "Sprint, Marathon," tapi lemah dalam konsisten. Begitu pun saya dan anda.

Kita sudah berjualan siang dan malam, namun ketika kita menghadapi situasi yang sulit, naluri putus asa terus mengejar kita, melintasi angan-angan.


Intisari dari artikel saya adalah apapun profesi kita semangat  konsisten Sales Sejati harus menjadi garda terdepan dalam situasi apapun. Sales sejati adalah semangat konsisten dan adaptif akan segala perubahan zaman.


Sekian kawan semoga ada insight baru bagi anda seklian.

Salam literasi dari anak-anak perbatasan RI- Timor Leste.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun