Ah, membaca buku itu adalah kegiatan yang sangat membosankan! Lebih baik berselancar di media sosial untuk mencari hiburan, daripada membaca buku!
Okelah, tak ada yang melarang kamu untuk berselancar di dunia maya. Toh, pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa, kita hanya sebatas orang-orang kesepian, tatkala postingan kita tak ada yang menanggapi dengan like dan komentar.
Kendati minat baca masyarakat kita 1:10, tapi tak apalah dari pada stigmatisasi masyarakat Internasional terus melekat dalam kehidupan kita, lebih baik kita mengubahnya dengan mulai membaca buku.
Ya, minimal sehari kita membaca satu-dua halaman. Cukup! Daripada kita terus kepoin status WA, atau Facebook orang lain, lalu mengundang irama-irama kebencian dalam kehidupan kita. Kan kita sendiri yang nantinya menyesal, bila irama-irama kebun binatang di Taman Safari Indonesia mulai bertebaran di dunia maya.
Iiiiiiiiih, malu-maluin, bila usia muda kita hanya berputar di dunia maya. Memang, tantangan era 21 tak muda bagi generasi milenial, tapi milikilah sikap tegas bahwa perjalanan hidup kita masih panjang daripada generasi pendahulu kita.
Pemilik panggung masa depan bangsa adalah kita generasi milenial. Tak nyaman kan, kalau label atau stigma masyarakat Internasional terus menghantui perjalanan kita ke depan.
Dilansir dari Edukasi .Kompas.com "Programme for Internasional Student Assesment (PISA). Untuk nilai kompetensi membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara.
Baca di sini: Nilai Pisa Siswa Indonesia Rendah, Nadiem Siapkan 5 Strategi Ini
Ya, itulah realita minat baca kita di mata Internasional.
Nah, simak 3 rahasia, mengapa membaca buku itu penting bagi generasi milenial?
Kaya Informasi