Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Musim Kemarau, Mereka Bertanya

19 Desember 2020   00:13 Diperbarui: 19 Desember 2020   00:35 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi derita anak-anak Timor saat musim kemarau. Sumber; Kastra.co

Hamparan perbukitan pohon pates, rumah-rumah tak layak dihuni, berdendangkan mada kecemasan.

Musim kemarau kembali menyiksa anak-anak negeri perbukitan kering

Wajah-wajah polos berhiaskan kirmizi dibalik canda-tawa mereka

Roda kehidupan terus mengalir di kota Metropolitan, sementara mereka berjalan, selama ribuan kilo meter untuk mencari sumber kehidupan

Anak-anak berlarian melintasi cakrawala Timur

Padang sabana pun ikut berlarian bersama mereka

 Di negeri sabana itulah mereka temu-lepas kemerdekaan sesaat

Sepercikan kebahagiaan terpancar dari sinar bola mata mereka

Setiap musim kemarau, anak-anak bertanya, bapak dan mama, apa yang terjadi dengan negeri kita?

Bukankah negeri kita kaya akan sumber daya alam? Tapi, kenapa kita selalu kekeringan air bersih?

Nak, pergilah ke Pak Lurah! Beliau yang tahu penyebab dari kekeringan ini.

Sang anak pun memilih untuk diam.

Musim kemarau pun kembali tahun berikutnya, anak-anak sudah tahu jawaban dari bapak dan mamanya.

Mereka terus bertanya, tapi tiada seorang pun yang memberanikan diri ke Pak Lurah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun