Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kehilangan Suara di Ruang Publik, Kekacauan Menjadi Jalannya

18 Desember 2020   09:24 Diperbarui: 18 Desember 2020   09:34 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andaikan suaramu seindah mentari pagi, kau takkan dilupakan oleh massa (Fredy Suni)

Tenggelamnya suara sang Predator di ruang publik, menyebabkan kekacauan. Akibatnya,Pertalian cinta antara kau dan massa, perlahan-lahan tergerus oleh zaman.

Lapisan-lapisan nostalgia masa lalu, ikut memberontak. Kau terus bersembunyi, dibalik indahnya demagog.

Kau tak layak menyandang gelar Predator, sebaiknya kau menggunakan nama indah yang ku berikan padamu, tuan.

Tapi, aku tak sudi menyematkan nama indah itu padamu. 

Sophia nama yang indah untuk diriku yang lain (Liyan). Mereka pantas menggunakan nama Sophia.

Karena merekalah pejuang kebijaksanaan yang tak kelihatan, namun jiwaku menjadi nyaman, dikala aku mendengarnya di dalam ruang publik

Hai Predator, masihkah kau menebar kekacauan di dalam ruang publik? Aku berharap, diujung episode ini, kau mau bersahabat dengan diri kita yang lain (Liyan).

Catatan: Demagog artinya: Orang yang meminjam suaranya kepada rakyat

                  Filsafat Liyan artinya: kita melihat pribadi kita ada dalam diri sesama

                  Predator artinya: Dalang dari para pendemo di jalanan

                  Sophia artinya: Kebijaksanaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun