Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Intimidasi Antar Mahasiswa Dalam Memilih Jurusan Kuliah

9 Desember 2020   11:24 Diperbarui: 9 Desember 2020   11:33 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu pengetahuan adalah pemantik, daya dorong bagi setiap orang untuk berkreativitas. Jurusan atau fakultas kuliah apa pun yang masuk kategori, label,"bergengsi," atau "tidak bergengsi" tujuannya adalah meletakkan titik bagi setiap mahasiswa dalam berinovasi dan berkreativitas. Inovasi dan kreativitas adalah visi dan misi dari setiap lembaga pendidikan bagi mahasiswanya.

Salah kaprah, bila mahasiswa saling mengintimidasi hanya karena berbeda jurusan kuliah. Merujuk pada KBBI Daring, intimidasi adalah; tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu); gertakan; ancaman.

Tahun 2018, saya masih berstatus sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang. Saat liburan di kampung halaman, penulis berdiskusi, sharing dengan beberapa teman mahasiswa. 

"Bro sekarang kuliah di mana?" tanya seorang teman.

" Saya kuliah di Malang."

"Bro ambil jurusan apa?"

"Saya ambil jurusan filsafat."

Oooooooh, filsafat. "Ngapain bro kuliah jurusan filsafat?"

"Karena saya suka."

"Masa depanmu hanya akan berkutat pada teks-teks kuno yang tak dipakai lagi di dunia kerja. Lebih baik bro kuliah ilmu politik." Katanya.

"Saya kuliah filsafat juga tak masalah bro." 

"Tapi, kamu tidak mempunyai masa depan!"

"Memangnya kamu ini siapa? Orang tua saya saja no problem (tak masalah) dengan jurusan yang saya ambil."

"Itu kan kata orang tuamu. Tapi kamu harus kuliah politik, biar masa depanmu cemerlang loh."

"Memamngnya masa depan saya kamu yang atur?"

"Bukan begitu bro. Tapi, sayang kalau kamu menghabiskan masa mudamu dengan belajar ilmu filsafat. Karena ilmu filsafat itu berorientasi pada ateis."

"Saya memilih diam, dengan harapan ia tidak melanjutkan pembicaraannya. Karena argumennya sudah masuk kategori logical fallacy. Lalu, 

saya menjawabnya, bro apa pun jurusan yang kita pilih, itu hanya sebatas pemantik, daya dorong bagi kita untuk berinovasi dan berkreativitas.

Budaya intimidasi antar mahasiswa dalam memilih jurusan kuliah masih relevan sampai kapan pun. 

Berbeda jurusan kuliah bukan berarti kita berbeda rasa kemanusiaan. Yang terpenting bagi kita adalah saling mendukung. Terutama dalam memilih jurusan kuliah. Karena orientasi ilmu pengetahuan bertujuan pada kesejahteraan, keadilan, kedamaian bagi setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun