Bising kendaraan kota Metropolitan Jakarta masih ramai pada pukul 23.00 WIB (Jumat, 13/11/2020). Penulis bersama keluarga melepaskan paripurna kebersamaan di tengah keramaian Bandara Internasional Soekarno-Hatta.Â
Udara dingin berhembus menusuk kalbu,saat perpisahan itu datang. Di mana ada pertemuan, di situ pasti ada perpisahan. Perjalanan menuju Bandara hanya ditempuh selama 30 Menit, dengan menggunakan Taxi Bluebird. Penulis sangat beruntung masih menemui Taxi Bluebird yang akhir-akhir ini semakin kalah bersaing dengan kehadiran Driver Online. Seperti Gojek dan Grab.
Menjamurnya Driver Online di kota Metropolitan Jakarta tak terbendungi. Akibatnya, ribuan Driver Bluebird kehilangan pekerjaan. Ditambah lagi dengan kondisi Pandemi Covid-19, semakin mengasingkan ribuan orang yang kehilangan pekerjaan.
Perjalanan dan sharing antara salah satu anggota keluarga, sebut saja (Yance) mantan Driver Taxi Bluebird dan sahabat Drivernya semakin menambah pengetahuan baru bagi penulis dalam memaknai arti perjuangan seorang Driver di tengah situasi yang tak menentu.
Mesin waktu telah bertengger di pukul 23.30 WIB. Penulis dan sekeluarga sudah berada di lobi masuk Bandara Soekarno Hatta. Tepatnya, di Terminal 2 keberangkatan Domestik Maskapai Penerbangan Batik Air. Sebelum check in keberangkatan, ritual kangen-kangenan sekeluarga penulis untuk melepaskan keberangkatan salah satu keluarga kembali ke Pulau Timor (Haumeni).
Udara dingin malam itu semakin terasa pada pukul 01.00 WIB. Sembari menikmati udara dingin, penulis melihat aktivitas di dalam Bandara Internasional Soekarno-Hatta cukup ramai malam itu. Ramainya penumpang, tapi tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker.
Menunggu check in keberangkatan anggota keluarga menuju Bandara El Tari Kupang, cukup memakan waktu. Karena ramainya penumpang Batik Air malam itu (Jumat,13/11/2020). Sembari menunggu, penulis mencari portal wifi gratis. Maklum kouta malam itu semakin menepis, gegara kenikmatan membaca karya-karya Kompasianer pada malam itu.
Hemat penulis, check in keberangkatan anggota keluarga kelar, di situlah jantung sekeluarga berdebar kencang. Karena perpisahan itu telah tiba. Penulis dan sekeluarga menitipkan beban rindu untuk keluarga, orang tua dan sanak family yang berada di kampung Haumeni kepada anggota keluarga yang kembali ke Timor manise.
Akhirnya, paripurna perpisahan dan udara dingin Bandara Soekarno-Hatta menjadi memori bagi penulis dan sekeluarga dalam mengeja zaman. Oleh karena itu, penulis numpang nitip kerinduan dan momen perpisahan itu di rumah Kompasiana. Tujuannya adalah mengabadikan paripurna perpisahan malam itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H