Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meredup Cahaya Timor Kefamenanu

16 November 2020   22:13 Diperbarui: 16 November 2020   22:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya Timor tenggelam bersama batu karang, pantai, perbukitan, padang sabana, hutan dan tanah tandusnya. Kehidupan di bawah mentari pagi, tak seindah tunas muda Timor. Mereka semakin tenggelam bersama senja.

Mentari selalu terbit dari ujung Timur, dan terbenam di ujung Barat. Tunas muda Timur, khususnya Timor Barat (Kefamenanu), semakin hilang ditelan batu karang, pantai, sabana dan perbukitannya. Sayangnya, keindahan pantai, batu karang, padang sabana dan perbukitannya ditelantarkan begitu saja.

Rasanya, tunas muda Timor tak memiliki semangat juang untuk menunjukkan jati dirinya (identitas) di kancah Nasional. Padahal, mutiara-mutiara yang terpendam di pelosok tanah Timor memiliki potensi yang amat besar bagi kemajuan kota Kefamenanu.

Lalu, di manakah jati dirimu, Tunas muda Timor (Kefamenanu)? Penulis sangat merindukan kemajuan bagi kota Kelahiran kita.

Tunas muda Kefamenanu, bisakah keluar dari dunia guamu? Karena di luar gua, kemajuan kota Kefamenanu ada di tangan kita.

Hai, saudaraku, kota kecil yang penuh warna - warni sedang tidak baik-baik, ya! Setiap hari ada perang wacana, dan mencari siapa yang terbaik di kota Kefamenanu. Sementara, kemiskinan semakin meredup, seiring Tunas muda Kefamenanu terprovokasi dan semakin tenggelam bersama mulut madu yang menghiasi media-media lokal Timor.

Sebagai Tunas Muda Kefamenanu yang berintelek, seyogyanya kita tak perlu ikut campur dengan permainan wacana dalam ruang publik. Ruang publik itu hanya dijadikan sebagai ajang pencarian kekuasaan, ketenaran dalam politik.

Politik adalah bagian dari bisnis. Mengingat politik demokrasi saat ini sudah tak sesuai koridornya. Politik yang baik adalah seni mencari solusi dalam kemajuan bersama. 

Meredupnya cahaya Timor Kefamenanu adalah absennya pikiran generasi intelektual kota Kefamenanu. Artinya, ilmu pengetahuan hanya dimiliki oleh  kaum intelek Tunas Muda Kefamenanu. Kenyamanan dalam dunia gua, semakin mematikan semangat juang dalam menciptakan karya untuk kemajuan kota Kefamenanu.

Malahan, masalah politik menjadi menu utama Tunas Muda Timor Kefamenau setiap hari. Akibatnya, ilmu pengetahuan yang dipelajari selama 4 tahun di Universitas ikut terkubur di dalam dunia kenyamanan mereka.

Bagaimana kota Kefamenanu mau maju dan berkembang, bila intelek mudanya hanya mengurusi masalah politik?

Nah, untuk memajukan kota Kefamenanu ke depan, sebaiknya Tunas Muda menggunakan ilmu pengetahuan dan pengalaman selama 4 tahun di dalam dunia Universitas atau Kampus untuk mensosialisasikan pentingnya budaya membaca bagi masyarakat kota Kefamenanu. Karena kemajuan kota Kefamenanu adalah tergantung dari mindset/pikiran tunas mudanya.

Solusi budaya membaca akan terealisasi bila adanya bantuan dari Pemerintah Timor Tengah Utara (TTU) dalam mendirikan taman baca di setiap desa.

Sekian

Haumeni, 16 November 2020
Fredy Suni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun