Manusia tak akan mencapai kesempurnaan. Tapi manusia akan terus berkembang. Setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi yang terbaik di segala dimensi kehidupan. Jalan untuk mencapai titik terbaik manusia adalah kedewasaan. Dewasa dalam kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan penghargaan.
Semakin dewasa manusia menemui kontradiksi akan kebutuhannya. Salah satu kebutuhan primer/utama dari manusia adalah makanan. Setiap orang butuh makanan untuk bertahan hidup. Tanpa makanan, manusia akan menemui masalah. Masalah yang paling vital adalah krisi identitas. Krisis identitas menyebabkan pengaburan makna kebersamaan dalam keseharian hidup.
Makanan sama halnya dengan kebutuhan seks bagi manusia. Kebutuhan fisiologis ini dalam ajaran Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan adalah bersifat individual.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk pencari ketenangan. Apalagi situasi dan bangsa kita yang sedang berada dalam pusaran kekaburan identitasnya. Tentu kita semua membutuhkan rasa aman untuk melindungi diri dari segala ancaman dari pihak luar.Â
Salah satu sarana untuk melindungi diri dari ancaman pihak luar adalah tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Pancasila adalah benteng perlindungan kita di tengah keanekaragaman karakter, budaya dan ras.
Pendekatan lain tentang rasa aman adalah para pelajar/mahasiswa yang sedang menempuh studinya melalui jaringan online adalah kecukupan kuota internet. Ketersediaan kuota internet memberikan kenyamanan bagi para pelajar/mahasiswa. Demikian pula untuk para tenaga pendidik.
Cinta adalah kebutuhan universal manusia. Manusia membutuhkan cinta untuk melakukan segala sesuatu. Sebab segala sesuatu berlandaskan pada cinta. Cinta antar pasangan antara orang tua dan anak, pelajar/mahasiswa dan guru/dosennya.
Berawal dari cinta, anda dan saya belajar berproses. Dalam proses kita berurai air mata, jatuh bangun, bangkit dan bangkit lagi. Semua itu karena cinta akan hidup dan masa depan. Tanpa cinta kita tak akan melangkah sejauh ini.
Oleh sebab itu, jangan menyerah karena cinta. Berjuanglah untuk terus mencintai.
Anda dan saya berbohong bila kita tak butuh penghargaan. Karena penghargaan adalah bentuk apresiasi dari potensi yang kita miliki. Setiap pasangan membutuhkan penghargaan untuk mengawetkan biduk rumah tangganya. Seorang pelajar/mahasiswa butuh penghargaan untuk terus untuk menyelesaikan studinya.
Setiap hari ada ribuan status yang bertebaran di media sosial. Semua itu karena kita butuh penghargaan. Oleh karena itu, mari kita saling menghargai dalam penghargaan. Terutama kita memberikan penghargaan kepada pemerintah kita dalam memberikan rasa nyaman dan cintanya.Â
Begitu juga, mari saling melindungi keluarga dengan totalitas mencintai, dan menghargai pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena manusia tak ada yang sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H