21 Maret 2020
Oleh : Fredy Glenz
"Kami berutang pada Tuhan. Ini karena doa kami. Kami tidak mengharapkan hal-hal seperti itu sampai ke Indonesia," ungkap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagaimana dikutip South China Morning Post (SCMP). 18 Februari 2020 https://www.scmp.com/week-asia/health-environment/article/3051068/we-owe-it-god-indonesia-prays-how-it-keeping
Coronavirus atau di sebut juga sebagai Covid 19 , Hingga Sabtu 21 Februari 2020 telah menjangkit hingga 185 negara di dunia dengan jumlah kasus mencapai 275.932 mengakibatkan sebanyak 11.398 korban jiwa , sementara 91.912 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Di Indonesia sendiri  covid 19 ini telah menjangkit di beberapa provinsi besar , seperti : Dki Jakarta , Jawa barat hingga terdapat temuan terbaru sudah sampai di Papua. Hingga saat ini total kasus covid 19 di Indonesia sudah mencapai angka 369 kasus, dengan jumlah korban jiwa mencapai 32 jiwa dan sebanyak 17 lainnya di nyatakan telah sembuh. Sementara itu persentase peningkatan jumlah korban meninggal setiap hari mencapai angka 8.3%  maka Indonesia menjadi satu satunya Negara dengan angka kematian dua kali lipat lebih tinggi jika di bandingkan Negara lainnya yang terdampak.
Dari awal virus ini merebak di sejumlah Negara asia dan eropa, pemerintahan kita justru menganggapnya sebagai hal yang biasa dan tidak terlalu mengkhawatirkan wabah tersebut. Narasi narasi yang terus di ciptakan bahwa Indonesia menjadi Negara besar di asia yang tidak terdampak  virus covid 19. Dimulai dengan pernyataan Mentri Kesehatan , Letnan Jendral TNI Dr.dr.Terawan Agus Putranto yang menyatakan di berbagai media , bahwa corona virus adalah penyakit yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan berlebihan. Tidak berhenti di situ saja, kemudian Presiden Jokowi mengaminkan dengan di canangkannya stimulus yang akan di alokasikan di sector pariwisata. Stimulus itu berupa potongan harga tiket pesawat untuk wisatawan asing maupun lokal hingga 30%.
Sementara Negara lain sedang bersiap untuk menghadapi wabah covid 19 , pemerintahan Indonesia justru lebih mengfokuskan persoalan pariwisata yang terdampak wabah tersebut. Penulis sendiri merasa janggal akan langkah yang di ambil oleh Presiden Jokowi beserta jajaran mentri nya ,dalam menghadapai wabah covid 19 ini.
Depok 1 Maret 2020 , ditemukan kasus covid 19 pertama di Indonesia. Virus ini mengjangkit kepada dua orang wanita dimana keduanya merupakan Ibu dan Anak. Temuan ini jelas di beritakan secara luas di berbagai media dan menjadi tren topic dan menjadi head line news di berbagai situs berita. Tidak beberapa lama di social media twitter , berhembusan kabar klarifikasi oleh salah satu korban yang menyayangkan atas pemberitaan yang terlalu besar sehingga para jurnalis mencantumkan alamat tempat tinggal mereka dan membuat korban merasa takut akan adanya stigma negative yang di timbulkan oleh pemberitaan tersebut. Bahkan penulis sempat membaca isi pesan whatapp dari korban mengenai keanehan di nyatakan positif covid 19 ,karena pernah berhubungan dengan satu pasien postif asal Negara jepang yang sempat mengunjungi Indonesia sebelumnya.
Jakarta,Senin 16/03/2020 bertempat di RSPI Sulianti Saroso ketiga pasien dengan kode pasien no 01, 02 dan 03 dinyatakan sembuh dan sudah dapat di pulangkan. Kemenkes beserta jajarannya kembali menggelar konferensi pers bersama ketiga pasien tersebut. Hal aneh yang penulis lihat bahwa betapa berlebihannya pemberitaan yang di buat oleh kemenkes di acara jumpa pers tersebut. Di mulai dengan cara berpakaian ketiga pasien tersebut hingga lagi lagi pernyataan dari Menkes Bapak Terawan. Dalam jumpa pers tersebut tidak di jabarkan dengan terbuka apa yang dilakukan pihak rumah sakit , obat apa yang diberikan kepada pasien hingga penyebab utama sehingga ketiga pasien tersebut dapat terjangkit virus covid 19. Apakah benar akibat sempat ada kontak dengan WNA asal Negara Jepang ?
Sebelumnya pada Sabtu 14/3/2020 di Kolinlamil,Tanjung Priok,Jakarta Utara. Mentri Kesehatan menobatkan 188 WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal World Dream menjadi duta imunitas, karena dinyatakan negative covid 19. Tentu hal ini sangat lucu, ketika jumlah orang di Indonesia yang terjangkit semakin bertambah setiap hari nya, Mentri Kesehatan malahan terlalu berlebihan dengan membuat perayaan besar atas tidak ditemukannya kasus positive di 188 ABK tersebut.
Penulis bukan hanya menyoroti kinerja Mentri kesehatan , tetapi pernyataan pernyataan lain dari pihak pemerintah pun tidak kalah " Lucu" nya. Sebagai contoh salah satunya pernyataan yang di keluarkan oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia Prof.Dr.K.H Ma'ruf Amin  Menurut Ma'ruf, salah satu yang paling berperan besar adalah doa ulama yang selalu membaca doa qunut."Banyak kyai dan ulama yang selalu membaca doa qunut. Saya juga begitu baca doa qunut untuk menjauhkan bala, bahaya, wabah-wabah dan penyakit. Makanya Corona minggir di Indonesia," ujar Ma'ruf Amin dalam sambutannya saat membuka Kongres Umat Islam Indonesia ke-VII di Novotel Bangka, Rabu (26/2/2020) malam.
Banyak komentar atau pernyataan lainnya dan amat disayangkan karena komentar komentar tersebut datangnya dari jajaran pemerintahan itu sendiri. Dari hal hal yang meremehkan virus hingga metode metode penangkalan agar  tidak terjangkit. Sangat pelik melihat sikap pemerintahan yang seolah tidak siap dalam menghadapi wabah virus covid 19. Bahkan terlihat sangat "Gagap" tidak tahu apa yang harus di lakukan sehingga setiap jajaran pemerintahan seakan akan lari dari tanggung jawabnya masing masing.
Semakin meluasnya wabah covid 19 ini tentu berimbas pula pada perekonomian Indonesia. Salah satunya dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hingga tulisan ini di buat nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika terus turun hingga mencapai Rp 16.200/Us Dollar. Ditengahnya ekonomi yang semakin merosot, pemerintahan yang di pimpin oleh Pak Jokowi ini justru semakin sering membuat pernyataan pernyataan kontrofersial. Seakan akan jajaran kementrian tidak bekerja semestinya, segala hal menyangkut wabah virus covid 19 selalu Presiden yang memberikan pernyataan yang tidak jarang juga pernyataan beliau selalu mengundang perdebatan.Dimulai dari kebijakan penanganan virus covid 19 berada di kawasan pemerintah daerah ,tapi tidak beberapa lama kembali pemerintah melalui Pak Presiden manyatakan bahwa segala tindakan apa pun terkait penanganan virus harus melalui pemerintah pusat.Tidak sampai di situ, kembali lagi pemerintahan melalui juru bicara pemerintah Achmad Yurianto menyerahkan penanganan penyebaran virus covid 19 di Jakarta kepada  Gubernur Anies Baswedan. Inkontensi sikap pemerintahan ini yang penulis sesalkan. Masyarakat luas tidak melihat adanya sikap yang tegas pada penanganan wabah ini. Pemerintah hanya memberikan himbauan yang tidak berdampak signifikan terhadap penanganan wabah virus covid 19 ini.
Himbauan dari pemerintah agar warga negaranya melakukan " Social Distancing" dengan mulai belajar di rumah , bekerja di rumah sampai beribadah di rumah , tidak lantas membuat masyarakat Indonesia mau mengikuti himbauan pemerintah tersebut. Masih banyak perusahaan atau sekolah yang tidak menerapkan himbauan pemerintah . Terakhir terjadi  perusakan alat peraga oleh sekelompok orang di Kota Bandung atas baliho di Masjid Agung ,yang  berisi sementara waktu Masjid tersebut tidak mengadakan ibadah secara berjamaah dan menghimbau agar melaksanakan ibadah di rumah. Sayangnya hal tersebut justru membuat marah sekelompok orang. Inilah yang terjadi jika pemerintah tidak memberikan ketegasan dan sosialiasi secara meluas terhadap masyarakat akan dampak yang terjadi dari covid 19.
Di akhir tulisan ini , penulis hanya bisa memberikan masukan agar kiranya pemerintah tidak terlalu menganggap enteng wabah ini. Dan seluruh mentri beserta jajarannya di berikan tugas sesuai keahlian di bidangnya masing masing. Kepala di daerah masing masing di berikan kewenangan untuk dapat mencegah meluasnya penyebaran tentu di bantu juga oleh aparatur Negara lainnya seperti Tni dan Polri. Di persiapkan tenaga ahli medis dan para ilmuwan untuk dapat membantu dalam perawatan dan penelitian agar ditemukannya anti virus.
Tidak menutup diri dari bantuan Negara lain yang telah berhasil menangani wabah corona di negaranya , dan segala komentar atau pun penyampaian update mengenai wabah ini di lakukan oleh kepala BNPB di damping IDI sebagai perwakilan dari dokter Indonesia. Dan apa pun komentar atau statement terkait virus covid 19 mohon di diskusikan terlebih dahulu dan di cek kembali dengan badan badan terkait , agar tidak terjadi kembali kekeliruan . Mendagri juga harus dengan tegas menghimbau kepala daerah di setiap daerah masing masing dilarang memberikan komentar komentar yang tidak jelas sumbernya dan tidak relevan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H