Mohon tunggu...
fredy aliton
fredy aliton Mohon Tunggu... Penegak Hukum - wiraswasta

saya seorang yang ekstrovert, senang berteman dengan siapa saja. saya lulusan S1 Hukum dengan konsentrasi Hukum Iinternasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BIARAWAN DAN BIARAWATI: HADIR SEBAGAI SAUDARA UNTUK MELAYANI BUKAN DILAYANI

26 Februari 2023   20:29 Diperbarui: 26 Februari 2023   20:54 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sebagai mahluk sosial tentunya tidak bisa dipisahkan dengan manusia lainnya. Hal ini dibuktikan dengan pemenuhan seluruh kebutuhannya manusia tidak bisa melakukannya sendiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia pasti memerlukan bantuan orang lain atau manusia lain sebagai kesatuan dalam lingkup manusia sebagai mahluk sosial.

Dewasa ini dengan perkembangan dunia yang semakin modern, tentunya kehidupan sosial juga menjadi salah satu objek yang ikut terpengaruh pada perkembangan tersebut. Semakin berkembangnya dunia maka akan semakin kompleks permasalahan yang timbul dan semakin banyak reaksi yang juga bermunculan. Permasalahan akibat perkembangan zaman tadi sangat berdampak pada kaum muda terlebih saat ini para kaum muda telah melabelisasi diri mereka dengan kata "Kaum milenial". Permasalahan dalam konteks milenial sendiri tentu tidak bisa dilepaskan dengan penemuan jati diri para kaum muda. Para kaum milenial belum secara dalam mengenal dirinya sendiri dalam berbagai aspek, hal ini berpengaruh terhadap pola pikir mereka dalam menyikapi berbagai masalah yang mereka hadapi.

Persaudaraan sejatinya tidak hanya bisa dipandang secara sempit, kata saudara tidak hanya sebatas saudara kandung dan sedarah saja, kata saudara harus dipandang secara luas yang berarti setiap orang yang ada dan hadir di tengah-tengah setiap pribadi bisa disebut saudara. Dengan kata lain setiap pribadi terbuka untuk menerima dan menganggap siapapun yang hadir adalah sebagai saudara meskipun tidak ada hubungan darah. Berbicara soal "saudara" tentunya tidak bisa dilepaskan dari rasa kasih dan cinta kepada sesama. Kata kasih dan cinta di sini dimaksudkan untuk menggambarkan perasaan dan sikap yang diberikan kepada sesama saudara.

Sikap cinta dan kasih inilah yang sejatinya dihayati oleh para biarawan dan biarawati dalam diri mereka pribadi dan dalam karya yang mereka lakukan. Bentuk cinta dan kasih itu hadir melalui sikap, tindakan dan diri mereka sendiri yang mereka berikan. Sikap ini diwujudkan oleh para biarawan dan biarawati dengan hadir sebagai saudara bagi semua yang membutuhkan. Sikap kasih dan cinta disini tidak hanya diberikan kepada sesama saudara saja, bahkan juga kepada musuh dan juga orang --orang yang berbuat jahat kepada kita.  Semangat ini juga telah ditunjukan oleh Yesus sendiri sebagai gembala yang baik untuk domba-dombanya, seperti yang dikatakan dalam  1 Yohanes 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Dan juga tentang berbuat kasih kepada musuh dikatakan dalam Lukas 6: 27-36, Yesus  menyerukan "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka,  maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat".

Biarawan - biarawati memberikan diri mereka untuk melayani orang-orang yang terkucilkan, tidak dianggap,orang sakit, orang miskin dan juga secara khusus hadir untuk para kaum muda yang sedang mencari jati diri dan memerlukan pendampingan baik psikis ataupun secara rohani. Pendampingan kaum muda sendiri berupa bimbingan pribadi, konsultasi, doa pribadi dan komunitas, mengunjungi kaum muda yang sedang sakit, berdoa bersama untuk kepentingan universal dan yang lebih penting ialah menyediakan waktu untuk para kaum muda. Karya --karya  ini sebagai bentuk nyata gereja katolik yang bersifat universal dan 100% katolik 100% Indonesia, yaitu hadir untuk dunia dan secara khusus untuk semua warga negara Indonesia , bukan hanya untuk umat katolik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun