Mohon tunggu...
Fredrik Dandel
Fredrik Dandel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang ASN yang terpanggil kuat dalam Pelayanan Kerohanian, hingga dapat menyelesaikan pendidikan S1 Theologia dan sekarang sedang melanjutkan Studi S2 Pastoral Konseling pada STT Bethel Indonesia Jakarta.

Selagi aku diperkenankan Tuhan untuk melayani, maka aku akan membaktikan hidup ini untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Maka lakukanlah segala sesuatunya untuk Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merubah Konflik Menjadi Berkat

18 Desember 2021   03:04 Diperbarui: 18 Desember 2021   03:26 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kita menyadari bahwa konflik dalam rumah tangga itu tidak bisa dihindari, maka satu-satunya cara yang dapat kita lakukan adalah menghadapi konflik tersebut dan mau berupaya untuk mengatasinya, atau dengan kata lain kita berusaha untuk “mengubah konflik menjadi berkat” sehingga kebahagiaan dalam pernikahan akan tetap dapat kita nikmati bersama pasangan suami atau isteri kita, dan kita terhindar dari sesuatu keputusan yang membuat kita lebih menderita. 

Jaliaman Sinaga, dkk (2015), menawarkan tujuh langkah mengubah konflik menjadi berkat berdasarkan Firman Tuhan, yaitu : Meminta hikmat dari Tuhan; Memiliki sikap mau belajar; Membangun komunikasi; Mengintrospeksi diri; Memiliki jiwa besar; Mempersingkat konflik; dan Mengendalikan Emosi. Tujuh langkah tersebut jika kita implementasikan dengan baik, tentunya akan membawa kita keluar dari konflik yang berkepanjangan. 

Konflik memang tidak bisa kita hindari, namun sesungguhnya konflik dalam pernikahan itu bisa saja kita minimalisir. Beberapa hal yang dapat kita lakukan uintuk meminimalisir konflik dalam pernikahan diantaranya adalah sebagai berikut : 

1. Memiliki Hidup Yang Bergaul Karib dengan Tuhan. 

Seorang yang memiliki hubungan karib dengan Tuhan, pasti akan mampu mengendalikan dirinya melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan dan sesama. Bergaul karib dengan Tuhan dibuktikan dengan pemberian waktu setiap hari menyembah Tuhan, berdoa dan membaca kebenaran Firman Allah. 

2. Berusaha Meluangkan Waktu Bersama Pasangan. 

Beberapa keuntungan ketika suami dan isteri memiliki waktu untuk bersama, adalah : Terjalinnya komunikasi yang baik antara suami dan isteri; Menumbuhkan perasaan cinta kasih kepada pasangannya, dan Jika memilki masalah akan dapat dicarikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh pasangan. 

3. Menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih sayang dan perhatian. 

Dengan menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih sayang dan perhatian, akan membuat pasangan suami isteri itu menjadi bahagia dan terhindar dari percekcokan. Pasangan suami isteri perlu memiliki selera humor, dan boleh mencoba untuk mempraketakan itu ketika mereka sedang bersama. 

4. Membangun komitmen untuk saling mengasihi dan saling percaya. 

Kasih Kristus merupakan dasar hidup suami isteri (Ef. 5 : 22-33). Jika kita menyadari bahwa Kristus mengasihi kita dan mau berkorban bagi kita, maka demikianpun selayaknya kita memperlakukan pasangan hidup kita. Dengan membangun komitmen untuk saling mengasihi dan saling percaya, potensi konflik akan dapat diminimalisir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun