Akhirnya suatu hal yang dapat dipetik dari pembelajaran diatas, adalah bahwa kita perlu merawat hati dan pikiran kita dengan segala sesuatu yang baik (positif), (Filipi 4 : 8 berkata : "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu").Â
Sehingga kita dapat menjadi saksi, terang dan berkat bagi orang-orang di sekitar kita, mereka menjadi tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah karena Allah sendiri yang menjadi sumber hati kita yang baik. Pohon akan dikenali dari dari buahnya, yaitu perbuatan kita sebagai anak-anak Allah.Â
Â
Kebenaran Rohani Yang DitemukanÂ
Dari uraian-uraian seperti yang disebutkan di atas, maka kita dapat menemukan kebenaran rohani dalam perumpamaan ini, yakni :
- Hati merupakan cermin dari pribadi kita, yang diluapkan melalui perkataan dan perbuatan kita.
- Kita perlu menyucikan hati kita supaya hati kita dapat ditempati dengan kebenaran Firman Allah, perhatikan perumpamaan tentang seorang penabur, dalam Mat. 13:1-23; Mrk. 4:1-20; dan Luk. 8:4-15; dan Roh Kudus, perhatikan I Kor. 6 : 19.
- Dari perbendaharaan hati yang baik akan keluar sesuatu hal yang baik sesuai dengan Firman Allah, namun dari perbendaharaan hati yang tidak baik akan pula keluar sesuatu yang tidak baik.
KesimpulanÂ
Arti POHON dalam Bacaan Lukas 6 : 43 -- 45 diatas adalah berbicara tentang Pribadi Kita / Orang atau Manusia. Dalam diri manusia itu ada sesuatu hal yang sentral yakni hati kita. Kita perlu menyerahkan dan merawat hati kita suapaya dapat ditempati oleh Firman Allah dan Roh Kudus, sehingga kita akan menjadi pribadi yang baik dan berkenaan kepada Allah.Â
Tetapi jika hati kita diserahkan untuk ditempati oleh Iblis (Iblis yang menjadi bapamu), maka pastinya hati kita menjadi jahat sesuai dengan karakter Iblis.
Sedangkan BUAH yang merupakan sesuatu yang keluar dari POHON, hal ini berarti sesuatu yang keluar dari Pribadi manusia itu sendiri yang berasal dari hatinya, yakni  yang tercermin melalui perbuatannya maupun perkataannya dan yang menunjukkan siapa dirinya sesungguhnya.Â
Dari perbendaharaan hati yang baik, akan mengeluarkan buah yang baik. Namun dari perbendaharaan hati yang tidak baik, akan mengeluarkan sesuatu hal yang tidak baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H