Hal penting yang ditekankan dalam perumpamaan tentang Pohon dan buahnya ini dapat disimpulkan dalam satu kalimat yakni : "Kita mengenal setiap pohon dari buahnya". Yang penjelasannya diuraikan menjadi 2 hal, sebagai berikut :
- Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik akan juga menghasilkan buah yang tidak baik.
- Kita tidak mungkin memetik buah ara dari semak duri dan dari duri-duri kita tidak bisa memetik buah anggur.
Akhir PerumpamaanÂ
Akhir dari perumpamaan ini, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa : "dari orang baik dengan perbendaharaan hatinya yang baik akan keluar barang yang baik (ay. 45). Sedangkan dari orang yang jahat dengan perbendaharaan hatinya yang jahat akan keluar barang yang jahat.Â
Kalimat terakhir ayat 45 memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa sesuatu yang keluar dari mulut itu merupakan sesuatu yang meluap (keluar) dari dalam hatinya.
Dengan demikian kita dapat mengenali apakah seseorang mempunyai hati yang baik atau tidak baik dari perkataan-perkataan yang diucapkannya. Jika diperluas maknanya, maka hati yang baik bukan saja menghasilkan perkataan yang baik, tetapi juga pikiran yang baik, tindakan yang baik dan segala hal yang baik lainnya.
Pujian dan ucapan syukur akan keluar dari hati dan pikiran yang baik dari seseorang. Sedangkan hati dan pikiran yang negatif akan selalu melihat kekurangan dan kelemahan dari segala sesuatu. Dari mulut orang yang memiliki hati dan pikiran yang negatif akan keluar keluh kesah, ucapan ketidak-puasan atau juga makian (kata-kata kotor).Â
Perbandingan Yang Cocok
Mengenai hal ini digambarkan juga dalam konteks dekat sebelumnya tentang selumbar di mata orang lain terlihat tetapi balok di mata sendiri tidak terlihat (ay. 41-42).Â
Daripada melihat kekurangan dan kelemahan orang lain yang diumpamakan sebagai selumbar, lebih baik mawas diri untuk melihat kekurangan diri sendiri sehingga kita tidak gampang menghakimi orang lain (ay. 37). Hal ini tentu saja menegur para orang Farisi dan Ahli Taurat karena merekalah yang mengkritik Tuhan Yesus dengan keras. Merekalah yang disebutkan "orang buta menuntun orang buta" (ay. 39).
Dari konteks sesudahnya, yakni ayat 46-49 (tentang dua macam dasar), kita mendapati suatu standar dalam memiliki hati dan pikiran yang baik yang dapat menghasilkan hal-hal yang baik. Yaitu dengan mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya. Karena jika orang melakukan perkataan Kristus maka ia seperti sebuah rumah yang didirikan di atas dasar batu, kokoh dan tidak akan goyah oleh air bah dan banjir.
Pesan-Pesan Penting