Mohon tunggu...
Fredrick Rieuwpassa
Fredrick Rieuwpassa Mohon Tunggu... -

Saya senang menulis, karena saya sempat menjadi reporter di beberapa media ternama di Jakarta. Saat ini saya bekerja di salah satu perusahaan advertising di Jakarta sebagai Copywriter. Saya senang memberikan berbagai komentar seputar masalah yang cukup membuat saya tertarik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Oh Banjir....'Kau' Selalu Setia Menemani

26 Oktober 2010   06:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:05 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Habis gelap tak kunjung terang', itulah yang terjadi pada negeri kita. Banjir kian parah saja menggenangi di berbagai sudut jalan. Air mengalir begitu bebas, deras, dan riangnya merendam jalan, rumah, toko, dan hampir sebagian infrastruktur yang ada. Tak ada yang bisa merintangi terjangan banjir yang selalu setia menemani kita setiap saat. Banjir tak mengenal musim, kapan saja siap menerjang kota beserta isinya. Akibatnya, aktivitas dan mobilitas di perkotaan lumpuh. Pemandangan tak mengenakkan dapat kita jumpai di setiap jalan, BANJIR dan MACET TOTAL! Yang lebih parah lagi, rumah-rumah warga tak terkecuali dilalap banjir tanpa ampun. Lalu apa yang terjadi pada kita? Ya, kita hanyalah seonggok rumput yang hanya siap diterpa hujan kapanpun dan hanyut terbawa air. 'Sang Petani' tak bisa berbuat apa-apa. Sawah dan ladang dibiarkan terendam banjir setiap saat. Tak pernah ada harapan untuk berpanen ria, lantaran tak ada solusi untuk mengatasinya. Meski berbagai rencana dituangkan, beragam proyek dicanangkan, namun tak membuahkan apa-apa. Hanya BANJIR....! Negara kita ibarat negara tanpa pemerintahan yang tak mampu mengatasi masalah banjir. Apakah memang kondisi seperti ini sudah menjadi takdir yang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Lalu apa yang mesti kita perbuat? Apakah kita harus terus berusaha keras untuk selalu mengatasinya? Kemudian bagaimana bila banjir terus saja melanda, bahkan kian memburuk saja? Setelah itu semua, mungkin sudah saatnya kita untuk banyak-banyak berdoa kepada Sang Pencipta untuk memohon ampunan dan perlindungan, agar kita dijauhkan dari bencana dan marabahaya. Semoga ini bisa menjadi renungan kita bersama dan semoga Yang Maha Kuasa mengampuni kita semua, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun