Mohon tunggu...
Fredric Chia
Fredric Chia Mohon Tunggu... Editor - Fredric Chia adalah praktisi Feng Shui, pembaca tarot, dan penulis budaya Tionghoa yang tinggal di Kalimantan. Dia melayani konsultasi Feng Shui dan Tarot online untuk orang yang penasaran secara spiritual. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Fredric telah membantu ratusan wanita dalam mengatasi ketakutan mereka dalam mengikuti impian mereka melalui konsultasi spiritual, berkat, dan layanan curhat.

Halo, saya Fredric! Saya seorang Praktisi Feng Shui, Tarot Reader, dan Chinese Cultural Writer yang saat ini menjelajahi dunia untuk menyebarkan kasih dan kebenaran! Saya menemukan apa yang telah saya lewatkan dalam hidup, apa yang bisa saya lakukan lebih baik, dan saya Senang berbagi rahasia saya dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prinsip Orang Tionghoa dalam Permainan Monopoli

20 April 2023   15:50 Diperbarui: 20 April 2023   15:52 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monopoly Hong Kong Edition 2001 | Foto: Pribadi

Siapa yang nggak kenal dengan permainan populer yang menemani masa kecilmu, tidak hanya memberikan kesenangan dan hiburan saja tapi kamu bisa mempelajari manajemen keuangan dan strategi berinvestasi.

Meskipun bukan berasal dari Tiongkok, tapi permainan ini sangat cocok bagi orang Tionghoa yang masih memegang teguh kepercayaan pada dunia usaha bisnis dan dagang. Dalam permainan Monopoli, Kamu akan belajar bagaimana cara mendapatkan cuan dan memiliki aset rumah dan hotel di berbagai properti.

Permainan ini worth-it buat Kamu untuk menemani saat Tahun Baru Imlek. daripada open house malah fokus main HP mulu mending main bareng sama Hopeng dan Phen Jiu.

Jika ditelusuri dalam bahasa Tionghoa, kata ini diserap dalam Bahasa Kantonis “Tai Foo Yong” yang artinya Milyader atau Orang Kaya. Kata tersebut sama dengan pelafalan Tai Foo yang artinya “Kekayaan berlimpah” dan Tai Fook yang bearti “Keberuntungan / Hoki” yang berlimpah. Jika dimainkan pada saat Tahun Baru Imlek, niscaya akan mendapatkan keberuntungan dan kekayaan sepanjang tahun.

Kartu kepemilikan aset properti | Foto: Pribadi
Kartu kepemilikan aset properti | Foto: Pribadi

Makna dari melampar dadu adalah Takdir, Nasib dan Hoki yang sudah ditentukan meskipun kamu tidak tahu gambaran dan peluang yang akan datang secara tiba-tiba pastinya masalah keuangan atau musibah bisa terjadi tanpa terduga.

Prinsip dalam permainan Monopoli harus berani mengambil resiko untuk mengeluarkan uang untuk mengembangkan investasi aset. Selain itu juga harus membagi keuangan dengan bijak, berapa banyak uang untuk investasikan dan berapa banyak yang harus disimpan. Guna mempertahankan kondisi finansial tentu dibutuhkan persiapan seperti asuransi dan dana darurat tapi jangan menyimpan uang terlalu banyak nantinya akan membuatmu kalah dan bangkrut lebih awal.

Kalau berhenti di petak Penjara, lebih baik masuk penjara ketimbang berhenti di petak lawan dan membayar sewa. Masuk penjara bukan bearti masalah atau halangan, kalau punya aset rumah dan hotel kamu bisa mendapatkan Cuan ketika lawan berhenti di petak kamu. Jadi, santai saja dengan melempar dadu sebanyak 3 putaran sampai keluar dari penjara karena hukuman di penjara bisa dibeli.

Papan permainan Monopoli | Foto: Pribadi
Papan permainan Monopoli | Foto: Pribadi

Permainan Monopoli memiliki rencana dan tujuan yang jelas seperti halnya hidup, Kamu juga harus mengetahui rencana keuangan di masa depan. Jika tak memiliki rencana jangka panjang kemungkinan akan kesusahan mengatur keuangan di waktu mendatang.

Mungkin seringkali harus menukarkan berberapa properti untuk mendapatkan kelompok warna atau komplek. Untuk itu Kamu harus pandai-pandai memiliki kemampuan interaksi, komunikasi dan negosiasi yang efektif dengan lawan bermain, jangan bersikap terlalu egois dan agresif ketika dalam negosiasi.

Jadi, tertarik untuk mencoba bermain bareng kami?

Editor: Fredric Chia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun