Mohon tunggu...
Fredric Chia
Fredric Chia Mohon Tunggu... Editor - Fredric Chia adalah praktisi Feng Shui, pembaca tarot, dan penulis budaya Tionghoa yang tinggal di Kalimantan. Dia melayani konsultasi Feng Shui dan Tarot online untuk orang yang penasaran secara spiritual. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Fredric telah membantu ratusan wanita dalam mengatasi ketakutan mereka dalam mengikuti impian mereka melalui konsultasi spiritual, berkat, dan layanan curhat.

Halo, saya Fredric! Saya seorang Praktisi Feng Shui, Tarot Reader, dan Chinese Cultural Writer yang saat ini menjelajahi dunia untuk menyebarkan kasih dan kebenaran! Saya menemukan apa yang telah saya lewatkan dalam hidup, apa yang bisa saya lakukan lebih baik, dan saya Senang berbagi rahasia saya dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesulap Merah vs Perdukunan Tionghoa & Tatung Singkawang: Surat Terbuka Untuk Marcel Radhival

24 Agustus 2022   21:35 Diperbarui: 24 Agustus 2022   21:48 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Discaimer! Konten Tulisan ini hanya opini dari penulis tanpa bermaksud untuk membandingkan atau merendahkan pihak manapun.

Sosok pesulap muda yang mengenakan serba merah dimulai dari jubah bewarna merah hingga rambut merah yang dikenakan itu rambut palsu (wig) ialah Maris Sugianto alias Marcel Radhival yang dijuluki sebagai Pesulap Merah. Banyak berita dan video yang membuktikan kesaktian membongkar praktik perdukunan abal-abal yang mengatasnamakan agama tapi untuk menipu para korban atau klien.

Menyoroti perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin, berawal dari menyoroti praktik pengobatan spiritual Gus Samsudin yang berasal dari video YouTube. Dalam videonya pesulap merah mengkritik video pengobatan spiritual dari Gus Samsudin yang dia menyebutkan Gus Samsudin menggunakan trik khusus untuk mengelabui pasien, korban atau klien demi menggaet kepercayaan masyarakat.

Ketika pesulap merah datang ke Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur. Sayangnya kedatangannya malah memicu kegaduhan warga sekitar Padepokan hingga berujung ricuh imbas dari kericuhan berdampak pada pencemaran nama baik dan ditutupnya padepokan.

Berbagai dari video YouTube Pesulap Merah ada banyak kumpulan video yang membongkar trik-trik perdukunan yang disalahgunakan untuk menipu masyarakat. Banyaknya komentar dan pujian dari warganet (netizen) yang mencerdaskan masyarakat, mendukung dan mengapresiasi Pesulap Merah terkait konten edukasi seputar ilmu perdukunan hingga memperjuangkan kebenaran. Sosok Pesulap Merah inilah saya tertarik dan pastinya menarik, mengapreasi dengan konten dan juga saya buatkan surat terbuka untuk Marcel Radhival si Pesulap Merah di Kompasiana.

Pontianak dan Singkawang: Sarang Pedukunan Tionghoa yang tersembunyi

Tempat kelahiranku di Kalimantan Barat, Ada 2 kota yang mayoritasnya mendominasi etnis Tionghoa yakni Kota Pontianak dan Kota Singkawang, dulu waktu kecil ketika saya sakit, mamaku bawakan ke Sinshe yang artinya tempat praktik pengobatan tradisional Tiongkok. tempat tersebut terletak di tempat tersembunyi di sekitar gang-gang yang sempit.

Disana tempat sinshe tersebut pasien diobati berbagai penyakit dengan cara perdukunan. yang saya ingat itu Sifu sinshe itu menuliskan mantra di kertas kuning yang disebut kertas hu yang nantinya akan dibakar dan dimasukkan ke dalam segelas air dan diminum dan kemudian Sifu tersebut menempelkan cap di dahi atau dada sambil mengucapkan mantra dan menyemburkan air di dalam mulut Sifu.

Selain perdukunan Tionghoa di Pontianak, ada juga Kesenian Debus ala etnis Tionghoa asal Singkawang namanya Tatung atau dikenal dengan Tang-Ki. Kesenian tersebut dilakukan ketika ada Perayaan Cap Go Meh atau puncak akhir dari Tahun Baru Imlek. Tatung merujuk kepada orang yang tubuh atau raga seseorang dijadikan media iuntuk dirasuki oleh roh-roh leluhur atau Dewa / Dewi yang percayai. Fungsi dirasuki oleh Tatung tersebut sebagai menangkal roh-roh jahat, Mereka yang dirasuki tersebut dipercaya akan memiliki kekuatan gaib.

Ketika menunjukkan kekuatan gaibnya, Tatung tersebut akan menginjak di atas senjata tajam yakni pedang yang disusun menyerupai tandu dan mereka melompat-lompat di atas pedang yang tajam tanpa terluka sedikitpun. Selain itu juga menujukkan atraksinya seperti sayat lidah, memotong lengan, menusuk bagian badan dan mulut dengan sabetan pedang, golok, kawat dan benda tajam lainnya.

Senjata tajam seperti golok atau pedang tersebut benar-benar tajam bisa dibuktikan dengan cara menyayat selembar kertas atau tisu, karena jika menggunakan buah-buahan tidak bisa mengukur ketajaman pada senjata tajam dan juga untuk mengetes ketajaman bukan dengan cara dipukul tapi dengan iris atau disayat-sayat.

Terkait perdukunan Tionghoa dan tradisi Tatung bagiku sangat menarik untuk dibahas atau didiskusikan, kalau bisa dibuktikan dengan eskperimen tanpa rekayasa atau settingan, oleh karena itu saya berharap Pesulap Merah untuk datang ke Pontianak dan Singkawang untuk silaturahmi dan melakukan eksperimen dan menanggapi soal perdukunan Tionghoa dan Tatung Singkawang.

26 Agustus 1996 yang merupakan hari lahir Pesulap Merah, Selamat Ulang Tahun dan kupersembahkan kado untukmu Marcel Radhival. Saya tunggu tanggapan dan pembuktian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun