Album debut Rodrigo yang berjudul 'Sour' terasa lebih seperti pernyataan artistik daripada sensasi baru yang diuangkan.
Ada nuansa pop-punk yang mengejutkan di tengah balada akustik; Anda akan mendengar gema tidak hanya pada Taylor Swift tetapi juga Fiona Apple, Avril Lavigne dan Lorde.Â
Seperti Rodrigo, semua penulis lagu ini menemukan cara untuk mengubah luka terdalam mereka menjadi seni, menggali rasa sakit mereka untuk katarsis yang akan bergema secara luas. Tapi tidak seperti pendahulunya, referensi Rodrigo pada Generasi Z bernyanyi seperti menonton tayangan ulang Glee, sebuah pertunjukan yang memulai debutnya pada tahun 2009.Â
Secara estetika, dari sampul albumnya hingga Instagramnya mengacu pada usianya, banyak warna pastel dan pemotretan yang lebih keren daripada memamerkan selera modenya yang trendi.
Tapi suaranya, dari punk angst dari album starter yang berjudul "Brutal" hingga minimalis bedroom-pop dari "Enough for You" lebih sulit untuk dijabarkan. "Aku sangat muak dengan 17/ Di mana impian remajaku?" Jika seseorang memberi tahu saya sekali lagi, 'Nikmati masa muda Anda,' saya akan menangis, katanya pada "Brutal."Â
Ingat saat umur 17? Kemungkinan besar, Anda juga merasakan hal itu. Album debut Rodrigo yang berjudul "Sour", dirilis 21 Mei untuk mendapatkan pujian. Kesuksesannya menjadi sebuah formula: 'kerentanan soulbaring dikalikan dengan kecepatan ingar-bingar pada generasi TikTok'.
Penulis : Raisa Bruner
Editor : Fredric Chia
SUMBER & REFRENSI
Bruner, Raisa. "Olivia Rodrigo's teenage dream." TIME, June 7 / June 14 2021, p. 106.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H