Kedua, Tee Kwan, Dewa Penguasa Bumi yang berkuasa karena terciptanya semua yang ada di Bumi, termasuk manusia, binatang dan tumbuhan. Tee Kwan turun ke bumi untuk mengatur kelahiran dan kematian, hasil panen, mengatur roh-roh manusia menuju akhirat, dan mengurus pengampunan dosa manusia (She Zui), setiap tanggal 15 bulan 7 Imlek (Chit Gwee Cap Go) dan dianggap sebagai hari shejitnya.
Ketiga, Cui Kwan, Dewa yang menguasai peredaran air, hujan, sumber air di gunung, sungai, lautan dan mengatur angin yang membawa hujan, banjir, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Cui Kwan turun ke dunia untuk mengatur peredaran air dan membebaskan manusia dari berbagai musibah yang ada hubungannya dengan air, setiap tanggal 15 bulan 10 Imlek (Cap Gwee Cap Go) dan dianggap sebagai hari shejitnya.
3. Mun Sen
Mun Sen / Men Shen (dalam dialek Mandarin), dipercaya sebagai Sepasang Malaikat Penjaga Pintu yang seringkali digambarkan pada daun pintu yang di sebelah kiri dan kanan. Dikisahkan bahwa kedua malaikat tersebut adalah Shen Tu dan Yu Lei, dua saudara yang dititahkan oleh Kaisar Hwang Di untuk memerintah semua iblis yang ada dalam alam ini. Konon kedua bersaudara ini berada disebuah pulau yang disebut Tao Dua Shan yang terletak di Laut Timur.
4. Altar Utama Sian Djin Ku Poh
Altar Vihara Sian Djin Ku Poh Karawang sekarang ini sudah berusia sekitar 350 tahun ini sudah ramai dikunjungi paratamu/teecu/umatnya sejak sebelum zaman Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada umumnya mereka yang bersembahyang ke Vihara ini adalah pendatang/Hwa Kiau dari daerah Tiongkok. Selain juga pribumi yang tinggal di sekitar vihara, dan mereka meyakini bahwa Sian Djin Ku Poh adalah Sin Beng pelindung yang selalu mendampingi bagi para pedagang/ pengusaha, pelayar, petani, pendatang/ pengungsi dan leluhur bagi penduduk yang berasal dari provinsi Kwang Tung Fu Kian.
5. To Tie Kong
To Tie Kong disebut juga sebagai Tu Tie Pa Kung, merupakan salah satu dewa yang paling tua usianya. Menurut para ahli sejarah, pemujaan terhadap To Tie Kong sebelumnya berasal dari gabungan pemujaan terhadap Dewa Palawija, seperti Xian Se, Fang Shen, dan Shui Yong Shen, dewa penunggu rumah seperti Bunda bumi.
6. Sakyamuni Buddha
Bisa disebut juga sebagai Se Jia Mou Ini Fo (Mandarin) atau Ji Lay Hud/ Ro Lai Fo (Hokkian). Sebutan Ru Lai artinya "dia yang datang" merupakan terjemahan dari "Tathagata", hari lahirnya diperingati tanggal 8 bulan 4 Imlek.