Agama  yang dianut oleh masyarakat Tionghoa yaitu lebih mengarah kepada ajaran animisme, Karena ajaran ini begitu melekat pada hati mereka, sehingga dimanapun mereka berada, mereka mempunyai tempat peribadatan sendiri pada setiap rumah masing-masing. Tempat peribadatan mirip dengan sebuah altar kecil yang didalamnya terdapat banyak patung-patung yang seringkali mereka anggap sebagai Dewa. Di ruangan tersebut juga ada nama-nama nenek moyang yang seringkali mereka sembah dan juga terdapat foto-foto dari anggota  keluarga yang mereka sering sembah dan diberikan beberapa sesaji untuk simbol rasa hormat.
Bagi orang Tionghoa, penyembahan Dewa bisa mereka suruh atau bahkan dewa-dewa itu bisa mereka tipu. Selain mempercayai adanya Dewa, masyarakat Tionghoa juga percaya akan adanya sebuah kehidupan kedua yang tidak jelas atau nyata setelah masa kehidupan di dunia ini berakhir. Bahkan ada juga yang beranggapan seperti ini, supaya di kehidupan kedua setelah mereka meninggal bisa merasakan bahagia, biasanya orang Tionghoa yang meninggal duluan, Para keluarganya sering juga ikut menguburkan barang-barang berharga bersama dengan orang yang meninggal tersebut. Dan ada juga yang membakar kertas-kertas yang telah dipercayai dapat menjadi uang untuk orang yang telah meninggal tersebut dalam kehidupan dimasa mendatang.
Pemikiran orang Tionghoa mengenai Ekonomi tidak pernah terlepas dari sebuah pengalaman yang telah dilalui oleh masyarakat Tionghoa selama berabad-abad. Para kaisar kerajaan, menteri ekonomi dan filsuf lainnya yang mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk perkembangan perekonomian masyarakat Tionghoa. Setiap masa perjalanan masyarakat Tionghoa selalu ada kerajaan yang mengisi peradaban Tionghoa. Kehebatan dari masyarakat Tionghoa yaitu memiliki kemampuan yang selalu unggul baik dalam ekonomi maupun teknologi. Semua sistem ekonomi bukan menjadi masalah yang berarti untuk masyarakat Tionghoa. Karena masyarakat Tionghoa selalu bisa untuk beradaptasi terhadap semua sistem ekonomi di dunia.
Penulis : Indah Mauludina
Editor : Fredric Chia
DAFTAR PUSTAKA
Ramdan, Anton. 2005. Bisnis Cina Memang Gila. Jakarta: Shahara Digital Publishing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H