Di mana pun kita berada di Planet Bumi dimulai dari piramida di Mesir, Monolit Stonehenge di Inggris hingga makam Dinasti Ming di Tiongkok, orang-orang kuno menghormati tempat-tempat suci. Gunung, sungai, bukit, atau tempat terjadinya fenomena alam, seperti geyser dan gunung berapi, merupakan tempat keramat.
Dalam ilmu Feng Shui (dilafalkan "fung shway") adalah seni atau ilmu Tiongkok kuno untuk menemukan tempat suci di bumi. Terjemahan harfiah Feng Shui adalah "angin" dan "air", dua elemen yang berasal dari alam. Orang Tiongkok kuno mengembangkan ilmu Feng Shui berdasarkan pandangan spiritual mereka yang unik tentang dunia. Mereka mempelajari untuk memahami alam semesta. Di alam sekitar mereka merasakan energi (chi) yang merupakan nafas kehidupan dalam segala hal.Â
Mereka memahami keharmonisan hidup dengan mengamati alam. Dengan mengenali chi dalam suatu lanskap kuno yang menentukan lokasi mana yang aman dari bahaya (hal yang tidak baik), menyediakan vegetasi yang subur, atau secara harmonis selaras dengan geomagnetisme bumi. Melalui pengamatan kekuatan alam, orang Tiongkok menemukan kompas magnet (Luo Pan). Feng Shui juga didasarkan pada arah kompas dan pola astronomi.
Filsafat keseimbangan alam yang berasal dari ajaran Taoisme. Pendeta Taoisme menemukan dan mengembangkan geomansi Feng Shui melalui pengamatan bentuk daratan, aliran sungai, pergerakan planet, perilaku hewan, dan perubahan kondisi cuaca. Misalkan, mengetahui kapan bercocok tanam, bagaimana mengairi dengan sungai yang banjir, dan di mana membangun gedung dan kuburan adalah perhatian Feng Shui para penganut Tao awal.Â
Karena Tiongkok adalah negara yang luas dan bervariasi secara geografis. Banyak cara untuk menginterpretasikan chi dalam suatu lanskap yang dikhususkan untuk setiap lingkungan. Formasi daratan tertentu dinamai binatang, seperti naga hijau, macan putih, burung phoenix merah, dan penyu hitam. Metafora binatang yang hidup ini menggambarkan berbagai jenis chi.
Penganut Taoisme mengamati bahwa kita manusia hidup di mana bumi bertemu dengan langit, di antara dua kekuatan besar di "Kerajaan Tengah". Di Belahan Bumi Utara Kerajaan Tengah, kita menerima kehangatan, rasa panas, dan vitalitas dari bagian selatan. Bagian selatan terletak di bagian atas kompas.Â
Hewan simbolisnya adalah burung phoenix merah, yang melambangkan keindahan dan kebaikan. Dari utara datang musim dingin yang dingin, salju, dan kegelapan. Utara terletak di bagian bawah kompas. Hewan simbolis utara adalah penyu hitam, yang melambangkan panjang umur dan abadi.Â
Arah timur sesuai dengan waktu musim semi, laut biru, dan pertumbuhan baru. Hewan simbolis timur adalah naga hijau, yang melambangkan keagungan dan kemegahan. Arah barat sesuai dengan musim gugur dan pegunungan bersalju. Hewan simbolis Barat adalah macan putih, yang melambangkan keberanian dan kekuatan.
China (Great Wall of China), yang pertama kali dibangun pada masa Dinasti Qin (221-206 SM).Â
Pengamatan Tao tentang alam menyimpulkan bahwa garis-garis yang melengkung, mengalir dan memperlambat chi dan juga membawa kelimpahan. Chi yang harmonis bergerak dalam garis melengkung dan anggun, seolah-olah mengikuti aliran alami sungai. Garis yang tajam dan lurus membawa sha chi atau chi buruk. Contoh arsitektur yang menghindari garis lurus adalah Tembok BesarTembok besar itu berkelok-kelok melewati pedesaan di sepanjang punggung bukit rantai pegunungan yang dikenal sebagai "urat naga". Bentuk alam gunung dilambangkan dengan seekor naga. Bukit, punggung bukit, dan pegunungan adalah semua bentuk yang dilalui oleh aliran darah (chi) bersirkulasi.Â