Mohon tunggu...
Matthew Owen Van Fredlian
Matthew Owen Van Fredlian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial, khususnya hukum dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sumpah Pemuda: Estafet Peran Generasi Muda untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

29 Oktober 2024   20:40 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:43 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Ilustrasi Sumpah Pemuda. Sumber: Dokumen Pribadi

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda---sebuah momentum bersejarah yang menegaskan komitmen pemuda untuk mempersatukan bangsa. Dalam situasi pasca-pergantian pemimpin dan tahun politik yang baru saja berlalu, peran pemuda semakin menjadi sorotan. Pada pemilihan umum 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mencatat bahwa 56% pemilih berasal dari generasi Z dan milenial, menjadikan mereka kelompok dominan dalam pesta demokrasi. Maka, memperingati Sumpah Pemuda bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga memandang peran strategis pemuda dalam membentuk masa depan bangsa. Namun, di tengah meningkatnya partisipasi politik ini, muncul pertanyaan penting:

Bagaimana kondisi pemuda Indonesia saat ini dalam memandang politik dan demokrasi? Bagaimana langkah konkret yang bisa diambil agar generasi muda semakin tertarik dan terlibat dalam proses politik yang sering dianggap "kotor" dan penuh manipulasi?

Di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat, pemuda sering kali dipandang sebagai agen perubahan. Namun, sayangnya, banyak dari mereka yang masih melihat politik sebagai arena yang kotor, penuh intrik, dan skandal. Pandangan semacam ini bisa memicu sikap apatis dan ketidakpedulian, yang berbahaya bagi masa depan bangsa. Pada kenyataannya, setiap aspek kehidupan kita, dari harga segelas kopi hingga kebijakan publik, sangat dipengaruhi oleh keputusan politik. Contoh yang mudah dipahami adalah harga segelas kopi yang kita nikmati setiap hari. Tidak banyak yang menyadari bahwa harga tersebut ditentukan oleh serangkaian proses yang melibatkan kebijakan politik. Proses produksi dan distribusi kopi, termasuk biaya bahan baku dan pajak yang dikenakan, merupakan hasil dari regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika pemuda menutup mata terhadap politik, mereka akan mengabaikan kenyataan bahwa setiap gelas kopi yang mereka nikmati, barang yang mereka beli, dan layanan yang mereka terima sangat dipengaruhi oleh keputusan politik. Seperti yang diungkapkan oleh Bertolt Brecht, buta politik adalah kondisi terburuk yang bisa dialami oleh individu, karena ketidaktahuan ini menempatkan kita pada posisi yang rentan dan terpinggirkan.

Pemilu 2024 telah memberikan pelajaran penting bagi para pemuda: suara mereka sangat menentukan masa depan bangsa. Pemuda tidak hanya menjadi pemilih pasif tetapi juga diharapkan bisa menjadi penentu arah kebijakan melalui partisipasi aktif, baik di jalur formal seperti partai politik maupun di jalur non-formal melalui gerakan sosial. Dalam konteks ini, pemilihan pemimpin yang tepat menjadi hal yang sangat penting. Dalam persiapan Pilkada Serentak yang akan datang, diharapkan para calon pemimpin dapat memberikan kampanye yang edukatif, bukan sekadar retorika, gimik, dan janji manis.

Kampanye dengan adu gagasan dan pertukaran pikiran, seperti yang dicontohkan dalam demokrasi deliberatif, akan membantu pemuda menilai kualitas calon pemimpin dengan lebih objektif. Adu gagasan ini sekaligus menjadi pembelajaran bagi pemuda bahwa politik tidak selamanya kotor jika dijalankan dengan etika dan fokus pada kepentingan bersama.

Dengan adanya forum diskusi, pemuda juga bisa mendapatkan secercah harapan bahwa masih ada beberapa calon pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat. Untuk menarik minat pemuda, politik harus dikemas dengan lebih kreatif dan relevan. Acara diskusi publik, debat terbuka, serta forum-forum interaktif dapat menjadi media yang efektif untuk mendekatkan generasi muda dengan isu politik. Selain itu, pemimpin politik harus mampu merangkul pemuda dengan mendengar aspirasi mereka dan melibatkan mereka secara langsung dalam proses pengambilan keputusan. Kampanye yang dekat dengan isu keseharian, seperti lingkungan, pendidikan, dan teknologi, juga akan lebih mudah diterima oleh generasi muda.

Perubahan pola pikir ini sangat penting agar pemuda tidak lagi memandang politik sebagai sesuatu yang kotor, melainkan sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita dan perubahan. Sikap apatis dan ketidakpedulian terhadap politik tidaklah layak bagi generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, pemuda harus menyadari bahwa mereka tidak bisa mengabaikan politik; justru, mereka harus terlibat secara aktif untuk menciptakan perubahan positif. Keterlibatan ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang memahami bagaimana kebijakan yang diambil mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang politik, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang efektif dan berdaya saing, memastikan masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini.

Sumpah Pemuda menjadi momentum bagi kita semua untuk kembali menyadari bahwa apa yang dilakukan pemuda saat ini akan memberi dampak besar bagi masa depan bangsa. Pada peringatan Sumpah Pemuda kali ini, mari kita bersama mengingat kembali makna dan semangat kebangsaan yang diwariskan oleh para pemuda 1928. Generasi muda kini memegang estafet perjuangan tersebut, dan suara mereka sangat menentukan arah perjalanan bangsa. Jika pemuda mampu mengambil peran aktif, bukan hanya sebagai pemilih tetapi juga sebagai penggerak perubahan, maka masa depan demokrasi Indonesia akan semakin cerah. Suara kita menentukan masa depan bangsa. Di tangan pemuda, harapan dan cita-cita Indonesia yang lebih baik akan terus hidup.

Selamat Hari Sumpah Pemuda!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun