Mohon tunggu...
Matthew Owen Van Fredlian
Matthew Owen Van Fredlian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial, khususnya hukum dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sebuah Opini Tentang Manipulasi Demokrasi: Merangkul Oposisi Menjadi Koalisi

30 April 2024   17:08 Diperbarui: 21 Mei 2024   11:26 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Ilustrasi Demokrasi. Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi-fungsi tersebut dengan jelas menegaskan bahwa DPR memang telah ditugaskan oleh konstitusi untuk mengawasi dan membatasi kekuasaan eksekutif supaya tidak menjadi pemerintahan yang absolut.


Ancaman Demokrasi: Manipulasi Terhadap Oposisi

Manipulasi politik, intimidasi, dan pembungkaman terhadap oposisi merupakan taktik yang seringkali digunakan untuk mengamankan dan memperkuat pihak yang sedang berkuasa. Alih-alih menjadi rekan dalam pembangunan demokrasi, oposisi dikekang atau bahkan dihilangkan sama sekali.

Dalam hal ini, demokrasi menghadapi ancaman yang serius. Tanpa adanya kritik dan masukan dari pihak oposisi, kekuasaan cenderung terkonsentrasi di tangan segelintir individu atau kelompok dan melahirkan penyalahgunaan kekuasaan serta korupsi yang dapat berkembang dengan bebas.

Lord Acton yang merupakan sejarawan, politikus, dan penulis Inggris ternama pernah berkata, "power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely," yang memiliki arti bahwa kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut. Sehingga, tanpa adanya oposisi dan checks and balances yang efektif, kekuasaan yang absolut seperti dikatakan oleh Lord Acton dapat saja terjadi dan suara minoritas tidak akan lagi didengar.

Jika kita ingin mempertahankan demokrasi dari terperosoknya ke dalam kuasa tirani, kita perlu mengubah paradigma tentang peran oposisi. Alih-alih dilihat sebagai ancaman, oposisi seharusnya dipandang sebagai rekan dalam menciptakan pemerintahan yang lebih adil dan transparan.

Kesimpulan: Kuatkan Demokrasi demi Masa Depan Negeri

Demokrasi yang sehat membutuhkan lebih dari sekadar pemilu yang memiliki asas luberjurdil (langsung, umum, bebas, jujur, dan adil), pemungutan suara yang bebas dan pemilihan yang kompetitif. Lebih dari itu, penting bagi kita untuk memahami peran oposisi dalam memelihara checks and balances yang sangat penting bagi keberlangsungan demokrasi. 

Menurut saya, pihak oposisi masih dibutuhkan dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Dengan adanya oposisi, prinsip checks and balances dapat terus berjalan. Harapannya, fondasi demokrasi dapat semakin diperkuat guna melindungi prinsip-prinsip kebebasan dan keadilan bagi seluruh warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun