Si gadis menatapku seperti menunggu apa yang akan aku ucapkan.
"Mmm... begini" lagi-lagi ucapan tertahan.
"Aku mau ngomong serius" dan kali ini tertahan lagi.
Lalu dengan sedikit gemetar aku lontarkan kalimat utamanya.
"Mau nggak kamu jadi pacarku".
Dwarrr... setelah kalimat itu lancar mengalir, rasanya seperti pecah bisul dipantatku. Tapi aku harus hati-hati, karena nggak tahu aliran 'laharnya' bakal mengalir kemana.
"Hmm... begini..." si gadis berdehem sambil tersenyum, sepertinya dia sudah tahu dari awal apa yang akan aku katakan, tapi menahan kalimatnya.
Aku makin dagdigdug menunggu jawabannya.
Lalu dia melanjutkan kalimatnya.
"Kita ini bukan anak-anak atau remaja lagi, jadi kalau kamu mau serius dengan aku kita harus lebih dari sekedar pacaran" ucapnya.
Jwederrrr.... ulu hatiku rasa ditonjok Mike Tyson.