Chevy Spin merupakan serin kedaraan roda empat keluaran merk ternama Chevrolet. Sekalipun tidak diproduksi lagi di Indonesia, kendaraan keluaran pabrikan Amerika bertipe MPV (Multi Purpose Vehicle) ini diyakini para pencintanya sebagai kendaraan paling nyaman dikelas.Â
'Ipin', demikian para penggemar menjulukinya, memilik body yang kokoh, tenaga yang kuat, serta manuver yang stabil. Di Jambi, para penggemar Ipin bergabung dalam Komunitas Chevy Spin Indonesia (CSI) Siginjay.
"Saya sering bepergian Jambi -- Bukit Tinggi dengan menggunakan Ipin. Saat memasuki Jalan Lintas Sumatera, saya seringkali tidak sadar kalau saya sudah memacunya hingga kecepatan 140 km per jam. Tidak ada terasa goyang, Ipin tetap stabil walaupun dipacu hinga kecepatan tersebut" kata Dahler (62) Ketua CSI Siginjay.
Pak Uwo, sapaan akrab Dahler yang keseharian berprofesi sebagai politisi tersebut sudah menggunakan Ipin Active berkapasitas 1500 cc sejak 2015. Ia menambahkan, bahwa Spin bukanlah mobil pertamanya, sebagai 'senior' ia sudah sering gonta ganti mobil, tetapi saat memacu Ipin ia bisa menikmati sensasi dan kenyaman yang dijamin unggul dikelasnya.
Hampir senada dengan Dahler, Fakor (40) salah seorang anggota Siginjay yang menggunakan Ipin LTZ 1.5 MT sering memacu mobilnya untuk perjalanan yang sangat jauh. Ia sering menggunakan Ipin kesayangannya untuk mudik lebaran bersama keluarga dari Jambi hingga ke Garut.
"Saat memasuki jalan tol, saya bisa menginjak gas sepuasnya, bahkan saya sering kejar-kejaran dengan kendaraan yang lebih tinggi dari kelas. Tetap nyaman dan stabil" ungkap Fakor.
Sekalipun mobil ini cukup stabil dan nyaman dipacu dengan kecapatan tinggi, namun keduanya sepakat safety driving harus selalu diperhatikan. Karena keselamatan dijalan adalah hal utama yang paling penting.
Sebagai kendaraan bertipe MPV kenyaman Ipin memang tak diragukan lagi jika mengaspal dijalan raya. Tapi bagaimana jika ia harus melumpur di medan off road?
Baru-baru ini kawan-kawan dari CSI Siginjay memiliki pengalaman tentang itu, saat melakukan mini touring ke Wisata Alam Sebapo (WAS) Kabupaten Muaro Jambi. Sekitar 1 km menjelang lokasi WAS, rombongan harus melintasi jalan tanah dalam kondisi hujan. Bisa dibayangkan jika situasi seperti itu jalanan menjadi licin, lunak dan berlumpur.
Tidak semua anggota rombongan yang berjumlah 20 mobil tersebut memiliki pengalaman melintasi jalan berlumpur seperti itu. Saat melintas, beberapa kawan berbagai tips melalui pesawat radio, mengenai cara aman melintas dijalan tanah yang licin.
 "Posisi transmisi digigi rendah, tahan gas tetap stabil, pelan-pelan saja, yang penting kendaraan tetap melaju, dan ban tak lari keluar jalur" ujar salah satu suara di radio.
"Untuk yang pake mobil matic, pindahkan transmisi diposisi M, supaya bisa tetap digigi rendah dan tak meluncur karena gigi otomatis naik" ujar suara lainnya di radio.
Pada awalnya semua masih aman dan terkendali, karena sekalipun dalam kondisi licin tetapi topografi jalan masih dalam posisi datar, sehingga iring-iringan rangkaian masih bisa melaju lancar walau pelan. Namun, pada saat memasuki jalan menanjak, dengan kondisi berlobang cukup dalam pada kedua sisi alur lintasan ban, maka offroad sebenarnnya baru dimulai. Rombongan harus melintas satu persatu melalui tanjakan tersebut, yang kodisinya pasti sangat licin, dengan dua sisi mengikuti alur ban sudah berlobang cukup dalam.
Berikutnya Ipin yang dikemudikan Aan siap beraksi, bersamaan dengan itu, walaupun bukan di Siborongborong tetapi hujan turun sangat derasnya. Aan mulai melaju ditengah guyuran hujan. Dan aaarcgh.... mobil terhenti ditengah tanjakan, suara mesin mulai meraung pertanda Aan mecoba menekan gas cukup tinggi untuk meningkatkan tenaga kendaraannya. Tapi sial, akibat tekanan gas yang tinggi dijalan yang makin lincin, membuat mebuat posisi kendaraan jadi sedikit melintang, keluar jalur, ban tetap berputar namun tak mampu bergerak.
Pertolongan pun segera tiba, beberapa kawan mencari batu, untuk membantu agar jalur yang dilalui tak terlalu licin. Dengan dipandu kawan dari depan dan didorong rame-rame dari belakang, mobil pun akhirnya kembali ke "jalur yang benar" dan berhasil melewati tantangan ini.
Melihat kondisi Aan, membuat nyali Dilla (20) driver perempuan satu-satunya dan anggota termuda komunitas Siginjay yang mengendarai Ipin LTZ 1.5 AT, menjadi ciut. "Oi... tolong aku oi... aku dak berani lewat jalan itu. Gantiin aku bawa mobil itu" berteriaknya melaui pesawat radio.
Mendengar "SOS" dari Dilla, Pak Uwo sebagai driver yang paling berpengalaman, harus turun tangan membantu Dilla. Mobil Dilla pun berhasil dievakuasi.
"Ketika menanjak, gas boleh sedikit diayun agar menyingkap sedikit kondisi licin, dan meningkatkan tenaga mesin. Setir sidikit diputar kekiri dan kekanan agar ban tetap berada dijalur yang pas" kata Pak Uwo memberikan sedikit tips.
Begitulah seterusnya, beberapa ada yang cukup lancer sampai dipuncak, beberapa lagi ada yang tersendat dan butuh bantuan. Dengan susah payah, serta berkat usaha dan do'a, semua mobil rombongan akhirnya bisa sampai di WAS dengan selamat.
"Nah, kalau anda butuh ban dan velg berbagai macam ukuran dan merk, anda bisa membelinya di Toko Bintang Makmur yang beralamat di Jalan Makalam, tepatnya didepan Hotel Makmur" ujar Fakor.
"Ganti ban dan atau velg di Bintang Makmur, anda bisa gratis ngopi sepuasnya. Selain itu kami juga menyediakan ubi bakar Cilembu yang memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan. Jadi sambil menunggu proses ganti ban dan atau velg oleh para teknisi berpengalaman, anda bisa ngopi sambil makan ubi Cilembu" tandas Fakor yang memang pedagang velg dan ban tersebut.
Masuk galeh Om Fakor hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H