Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Money

Mak Etek, Berjuang dari Level Wali Nagari hingga ke Level Menteri

14 Agustus 2016   11:55 Diperbarui: 27 Januari 2020   12:30 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekembali dari Tanah Papua, Mak Etek kembali ke Jambi dan dibebani tugas menjadi Assisten Koordinator Program PHBM. Ia bertugas untuk mengkoordinir kawan-kawannya yang bekerja di level tapak dalam pengembangan PHBM.

“Skema PHBM adalah wujud dari pengakuan Negara terhadap hak kelola rakyat. Namun pengakuan saja tidak akan bermakna tanpa dibarengi berbagai program-program lain yang mendukung keberlanjutannya” kata Mak Etek.

Hari Sabtu kemarin (13/8) Mak Etek berkesempatan mendampingi kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dalam kunjungan kerjanya ke Hutan Desa Hajran di Kabupaten Batanghari - Jambi. Dalam kunjungan tersebut Menteri LHK mengatakan, masyarakat harus sejahtera dengan hutan mereka, dengan berbagai skema yang sudah ada seperti Hutan Desa, HTR, dan HKm.

Menurut Mak Etek, apa yang dikatakan Menteri LHK tersebut sejalan dengan apa yang selama ini ia pikirkan bersama masyarakat dilevel tapak. Namun untuk mewujudkan semua itu, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagi pihak.

Sebelum bergabung dengan WARSI, Mak Etek pernah menjadi staf Kantor Wali Nagari (Kepala Desa) di Kampungnya, sehingga untuk urusan ‘bermain’ dilevel tapak, Mak Etek memang orang yang sangat teruji. Tetapi sebagai orang minang yang terkenal dengan jiwa perantaunya, Mak Etek kemudian memilih untuk merantau dan bergabung bersama WARSI di Jambi. Diperantauan ini pulalah ia bertemu dengan Debby Pranungsari perempuan asal Yogyakarta, yang kemudian dinikahinya pada 2010. Tak hanya bertemu dengan Sang Istri, diperantauan pula ia bertemu dengan Sang Menteri untuk menyampaikan visi besarnya dalam Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat.

“Mimpi besar kita adalah ‘hutan terkelola masyarakat sejahtera’, untuk mewujudkan semua itu kita sudah berjuang disemua level, mulai dari level Wali Nagari hingga ke level Menteri, dan akan terus berjuang sampai kapan pun” ujar Mak Etek.

Mak Etek atau Mamak yang paling Ketek merupakan bahasa minangkabau yang berarti Paman paling Bungsu. Dalam adat Minangkabau, sebagai seorang Mamak ia harus bisa menjadi panutan dan pengayom bagi anak kemenakannya. Itulah yang dilakukan Mak Etek saat ini, tidak saja untuk anak kemenakannya yang bertalian darah, tetapi pada semua yang ada disekitarnya.

Semangat berjuang terus Mak Etek, dan semoga sukses selalu mendampingimu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun