Mohon tunggu...
Fredirikus Ladi
Fredirikus Ladi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Timor Ekspres Kupang

Wartawan Harian Timor Ekspres Kupang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelanggaran HAM dan Perilaku Hedonis Para Imam

8 Juli 2020   22:55 Diperbarui: 9 Juli 2020   16:57 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dia Rajin berdoa, merayakan Misa, mendoakan orang sakit di RS. Karitas weetebula, melakukan kegiatan Misi Umat dan banyak kegiatan lainnya yang layak di contohi. Sepanjang hidupnya saya tidak perna mendengarkan beliau melukai hati orang lain. Dia sungguh mencintai umatnya, bahkan dengan jemaat lintas agamapun dia sungguh memberi diri dalam karya pelayanannya. 

Saya sungguh kagum kepada Pater Paul, Dia banyak membantu orang lain hingga akhir hidupnya, Pater Paul tetap menjadi Imam yang setia. Selain Pater Paul masih banyak lagi para Imam tempo doeloe yang layak dicontoi sehingga kita harapkan Imam Masa kini tetap profesional melakukan tugas perutusan, mencintai Imamat hingga akhir hayat. Kenapa harus mencintai Imamat hingga akhir hayat karena untuk hidup selibat para Imam sudah bersumpah untuk menjauhi praktik-praktik melakukan hubungan seksualitas. 

Para imam tempo doeloe, lebih menghayati kaul Kemiskinan, tidak menggunakan mobil mewah, tidak menggunakan Hp, tidak sibuk bermain Facebook, Instagaram dan jaringan media social lainnya. Hal-hal demikian itu membuat para Imam tempo doeloe dijauhkan dari kasus-kasus amoral. 

Tidak pernah saya mendegarkan sedikitpun Imam tempo doeloe memiliki usaha caf, restoran, kos-kosan atau memiliki apartemen dan mobil mewah. Kenapa para Imam harus menjauhi praktik-praktik duniawi karena hal-hal itu akan membuat mereka melupakan tugas utamanya sebagai pelayan umat dan gereja. Imam tempo doeloe jauh lebih sederhana dan dalam kesehariannya mereka sungguh dicontohi oleh umat.

Untuk memahami hal-hal prinsip diatas mari kita sedikit membedah isi canon 277 $ 1,2 dan 3. $ 1 Para klerikus terikat kewajiban untuk memelihara tarak sempurna dan selamanya demi kerajaan surga, dan karena itu terikat selibat yang merupakaan anugerah istimewa Allah; dengan itu para pelayan suci dapat lebih muda bersatu dengan Kristus dengan hati tak terbagi dan membaktikan diri lebih bebas untuk pelayanan kepada Allah dan kepada manusia. 

$ 2 Para Klerikus hendaknya dengan cukup hati-hati bergaul dengan orang-orang tertentu, jika pergaulan dengan mereka dapat  membahayakan kewajibannya untuk memelihara tarak atau dapat menimbulkan batu sandungan bagi kaum beriman. 

$ 3. Uskup diosesan berwenang menetapkan norma-norma yang lebih rinci dalam hal itu dan untuk mengambil keputusan mengenai ditaatinya kewajiban ittu dalam kasus-kasus khusus.  (sumber: Kitab Hukum Kanonik 1983)

Prinsip-prinsip dasar diatas sudah harus dipahami dengan sangat baik oleh para Imam sehingga tidak lagi melakukan tindakan tercela apa lagi yang berkaitan dengan kasus seksuliatas. Belajar dari kasus amoral yang dilakukan oleh Imam inisial A berujung dilaporkan Felix K. Nesi, tentu Uskup harus berani membuka diri untuk melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hukum sehingga dapat menimbulkan efek jera kepada para Imam lainnya. 

Membahas kasus Felix K. Nesi berkaitan dengan cara Hidup Imam tempo doeloe, saya yakin benar tidak akan ada seorang Felix K. Nesi yang akan berteriak soal kebenaran yang hakiki kalau imam masa kini mencontohi Imam tempo doeloe dalam praktik hidup gereja dan kegembalaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun