Mohon tunggu...
fredi yanto
fredi yanto Mohon Tunggu... -

Writing, and to convey even a single verse.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Mata Anak Negeri

14 April 2012   20:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_171748" align="aligncenter" width="254" caption="http://oniefm.blogspot.com/2010/10/indonesia-menangis.html"][/caption] Lapar... Lapar... Lapar... Ibu..  Ibu.... Anakmu lapar.... Bapak.. Anakmu lapar...

Adakah nasi untuk anakmu...

Aku sudah tak mampu lagiMengapa Bapak dan Ibu diam..?

Sudah tak pedulikah lagi

Mana kasih sayang mu ...

Ibu...  lapar...

Bapak.. Bapak.. lapar...

Ayo ke warung didekat istana presiden itu..

Disana makanannya enak...

Disini cuma nasi singkong

Atau kita makan di dekat gedung Dewan itu...

Mengapa diam....?

Babak... anakmu lapar..

Ibu nakmu lapar...

Mengapa diam...?

Mengapa kau berikan beras itu pada orang asing

Sedangkan aku disni kelaparan

Ibu....

Bapak...

Katanya keadilan sosial bagi keluarga kita...

Tapi mana...

Malah orang di luar pintu yang kenyang....

Aku tau Bapak ingin mneyesuaikan hidup dengan tetangga

Tapi jangan anakmu jadikan tumbal...

Pedih Bapak....

Perut anakmu pedih Ibu....

Mengapa diam....?

Mengapa aku dijual..?

Anakmu tenggelam dalam pentas dunia...

[caption id="attachment_171749" align="aligncenter" width="194" caption="http://kufoto.com/galleries/314/indonesia_menangis/1127.html"]

13344352481654737037
13344352481654737037
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun