Mohon tunggu...
Fredeswinda Wulandari
Fredeswinda Wulandari Mohon Tunggu... Guru - pencinta fantasi

Penyuka kopi, Harry Potter, dan cerita fantasi. Melamunkan yang akan datang dengan harapan akan dijamah Sang Pemilik Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamuu?

20 Januari 2023   08:55 Diperbarui: 20 Januari 2023   09:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, hari Sabtu ini saatnya Dita dan kawan-kawan berkumpul. Memang sudah menjadi agenda mingguan dengan tujuan untuk melepas penat setelah seminggu penuh belajar. Maklumlah, hiburan yang ada hanya TV hitam putih yang acaranya itu-itu saja. Mall dan bioskop masih jarang dan tergolong mahal untuk mereka yang masih duduk di bangku SMP.

Sabtu ini, mereka bersepakat untuk berkumpul di rumah Sharon. Sepulang sekolah mereka naik angkot dan bercanda ria di dalamnya. Rumah Sharon tidak terlalu besar. Hanya ada dua ruang tidur, ruang tamu yang juga sekaligus ruang TV, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Namun, entah kenapa Dita dan kawan-kawan senang sekali berkunjung di luar jadwal mingguan yang sudah ditetapkan bersama.

Sesampainya di sana, Sharon langsung mengajak kawan-kawannya masuk dan menuju ke ruang makan. Tak lupa sebelumnya, mereka menyapa Mama Sharon yang sedang mendampingi adiknya belajar di depan TV.

"Ayo, kita masak mi rebus bareng saja ya?" Sharon mengusulkan menu makan siang kali ini, yang disambut dengan hangat oleh teman-temannya.

Setelahnya, mereka asyik meramu lima mi rebus ditambah dengan tiga butir telur untuk dimakan bersama. Ketika mi rebus siap disantap, mereka berlima duduk di lantai ruang makan dan menikmati mangkuk di depan mereka. Mereka makan diselingi dengan pembicaraan dengan topik tak beraturan.

"Kamu menciumnya?" Dita berbisik pada Aiko. Yang ditanya pun mengangguk.

"Ada yang kentut ya?" Neneng dengan entengnya bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari mangkuk yang hampir habis isinya.

"Hushhh! Hati-hati, Neng. Barusan ada yang lewat." Sharon menjawab pelan. Seketika suasana senyap.

Mereka berlima saling bertatapan ketika bau singkong bakar menetap beberapa saat di antara mereka.

Dengan gerak perlahan, satu per satu mereka segera mengangkat mangkuk dan berpindah ke ruang TV dengan wajah tegang diikuti tatapan heran dari Ibu Sharon. Kemudian mereka melanjutkan makan masih dalam diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun