Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Arloji

19 Oktober 2016   21:03 Diperbarui: 19 Oktober 2016   21:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tidak ada kekesalan yang terpancar dari wajah Mevrouw, ia hanya tersenyum menanggapi ucapan Tiffany. “Kau sungguh gadis muda yang bijak, maafkan permintaan saya yang terkesan anak-anak ini. Ehm, bolehkah saya melihat arloji itu?”tanya Mevrouw.

Tiffany kemudian melepas jam tangan itu dari genggamannya dan menyerahkannya pada Mevrouw. Perempuan itu mengamati jam tangan tersebut dan berdiri dari tempat duduknya. “Kurasa tidak butuh waktu lama untuk memperbaiki jam tangan ini, paling lambat mungkin esok hari. Bermalamlah di sini,” ujar Mevrouw. Walaupun semua sikap dan percakapannya dengan Mevrouw menimbulkan banyak tanda tanya, Tiffany tetap memutuskan untuk bermalam di rumahnya selama sehari.

Esok paginya, Tiffany terbangun karena ada bunyi keributan di luar. Dengan tergesa-gesa ia keluar dari kamarnya dan berjalan ke depan rumah. Ia sangat terkejut ketika melihat Mevrouw dengan anak-anaknya dibawa dengan paksa oleh beberapa orang Belanda dan kerajaan.

“Ibu Mevrouw!” teriak Tiffany dengan tercekat. Hatinya menjadi pilu ketika ia melihat Mevrouw ditarik paksa oleh salah satu orang Belanda itu. Semua orang disekeliling Tiffany tidak menoleh padanya, karena mereka tidak dapat melihat sedikit pun sosok Tiffany.

Mevrouw menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Ia memaparkan senyumnya ke arah Tiffany. Mevrouw berbisik kepada orang yang menariknya secara paksa, dan dengan setengah berlari ia mengampiri Tiffany.

“Kau tahu? Mungkin mereka semua akan menganggapku gila karena berbicara seorang diri seperti ini. Namun karena alasannya adalah dirimu, maka itu tidak masalah bagiku. Arlojimu sudah kuperbaiki, kau bisa kembali ke asalmu sekarang,” ucap Mevrouw sambil memeluk Tiffany.

Tiffany membalas pelukannya dan tak terasa, ia mulai menitikkan air matanya. “Mengapa? Mengapa kau dibawa oleh orang-orang itu? Mengapa hanya kau yang bisa melihatku?” Tiffany melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

“Mereka sudah mengetahui jika aku tahu tentang kasus pemerasan dan korupsi yang dilakukan di Lebak ini, mereka akan mengasingkanku bersama dengan Tuan Havelaar juga, pria Belanda itu juga mengetahui kasus ini” ucap Mewrouw.

“Baiklah! Kita mundurkan saja waktunya! Sebelum mereka dapat mengasingkanmu dan dengan perlahan membunuhmu!” ujar Tiffany dengan sedikit amarah.

“Kau tahu kan, hal yang kau lakukan itu bisa mengubah masa depan? Sekarang kembalilah ke asalmu, dan jika kau ingin tahu mengapa hanya aku yang dapat melihatmu, jawabannya akan muncul setelah kau tiba. Sampai jumpa di lain waktu, Tiffany” ujar Mewrouw, kemudian ia berbalik dan berjalan menuju beberapa orang Belanda dan kerajaan yang telah menunggunya.

Jakarta,2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun