Mohon tunggu...
Freddy Alexander Simatupang
Freddy Alexander Simatupang Mohon Tunggu... Petani - Im Freddy

Saya Freddy A Simatupang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku dan Combat IPB (2)

15 Maret 2015   23:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“2 Bulan Bersama Hesekiel, Sumarlin dan Hendra “

Kampus rakyat, kampus hijau, begitu orang menyebutnya. Kabut putih bermaterikan titik air, seakan menghalangi pancaran surya untuk mengahangatkan tubuh. Bogor..., setiap orang yang tinggal disini akan merasakan hal itu kala fajar mulai menerpa Bumi Pertiwi. Namun, Sang Surya akan terus bersemangat menujukkan sinarnya yang terkadang diiringi rintikan hujan tetes demi tetes menambah indah hari ini. Sang Pelangi pun tak akan segan untuk ikut meramaikan persaingan antara  Si Hujan dan Sang Surya tatkala perseteruan diantara mereka berhenti. Menambah Indahnya Kampus Pertiwi, Kampus Rakyat, Institut Pertanian Bogor.

....

pertemuan dengan jaka memang begitu singkat namun sampai sekarang aku masih mengingatnya, karena dia lah orang batak yang pertama aku temui di sini. Perpisahan kami dengan Jaka adalah ketika panitia memanggil namaku untuk datang ke meja registrasi menyerahkan semua berkas administrasi. “Freddy Alexander Simatupang”begitu keras mengaung di telingaku. Perlahan aku menuruti anak tangga dan menyerahkan berkas yang ada ditanganku. “Ini Bu” Kata ku.

Sesaat setalah menyerahkan berkas registrasi, aku kembali ke bangku dan tak menemui Jaka disitu lagi, mungkin dia sedang menyerahkan berkasnya juga “gumamku dalam hati”. Selang beberapa menit, panitia yang mengenakan almamater IPB, mungkin mereka mahasiswa, memanggil semua calon mahasiswa dari deretan bangku yang saya duduki untuk keluar mengikuti kegiatan selanjutnya. Dan ternyata kegiatan selanjutnya adalah berkeliling kampus IPB “Campus tour”. Matahari masih belum begitu terik waktu itu, sehingga perjalanan tidak begitu melelahkan. Awalnya aku begitu semangat menjelajahi kampus IPB, kampus dimana aku akan ditempa. Namun, lambat laun kaki mulai terasa pegal, mulut terasa kering, dan keringat bercucuran tetes demi tetes, tak kunjung selesai juga Campus Tour nya. Kampus IPB ternyata sangat luas, tak seperti yang kubayangkan sebelumnya.Akhirnya lelah yang kurasakan terhenti ketika kami tiba disuatu masjid yang ada di kampus, Al-Huria. Masjid yang sangat megah dan luas yang berada di dalam kampus. Disana, hampir semua calon mahasiswa beristirahat dan melaksanakan sholat. Perlahan, aku menurunkan tas sandangku dan membuka sepatuku lalu duduk didalam suatu ruangan yang sampai sekarang aku tak tahu nama ruangan itu haha ... Mungkin itu yang pertama dan terakhir aku masuk ke dalam masjid itu hehe karena memang aku bukan seorang muslim.

Sambil menghela nafas, aku melihat disekitarku, ada yang sholat, ada ngobrol, dan ada pula yang hanya berdiri diluar,di halaman masjid. Melihat wajah calon mahasiswa yang berdiri diluar “streo type” menghampiri otakku, “Orang Batak sepertinya ini” Pikirku. Dengan cepat aku bergegas mendekati mereka, dan sedikit malu aku berdiri dekat mereka, berharap ada momen untuk bisa berkenalan haha... Mereka ada bertiga, mengenakan celan bahan, kemaja yang dimasukkan ke celana dan sepatu berwarna hitam, sama seperti yang kukenakan juga. Tak sengaja aku mendengar mereka mengobrol, dan dugaanku benar, mereka orang batak. Tapi, aku masih segan untuk memulai pembicaraan dengan mereka. Hingga satu diantara mereka melihat ke arahku dan tersenyum, mungkin streo type juga menghampiri otaknya haha ... dengan cepat aku membalas senyuman itu sampil berkata “halo lae...” lalu mengulurkan tangan “Freddy Simatupang” kata ku. “Hesekiel Napitupulu” Katanya. Sambil tertawa Hesekiel memperkenalkanku kepada Hendra dan Sumarlin “Bah,... tambah lagi kawan kita wee hha,,,” Katanya. Dengan ramah dan bersemangat, Sumarlin dan Hendra menyalamku “ Sumarlin Sinaga” Hendra Sinaga”. Lambat laun suasana menjadi cair, aku tak begitu kaku lagi dengan mereka. Kami memulai obrolan singkat seputar kampus, asal daerah dan sekolah. Kami juga membahas apa yang akan dilakukan setelah semua urusan registrasi beres. Hesekiel membuka tasnya dengan cepat dan mengambil secarik kertas yang berisijadwal registrasi “Ini lae, coba lihat, kita mulai kuliah baru bulan pertengahan Agustus dan masuk asrama mulai bulan Agsutus awal” katanya pada kami bertiga.”Jadi, kalian pulang ke kampung gak lae ??” Kataku. “Kalo aku gak pulang!, tinggal sama abang kelas aku” Kata Sumarlin. “Aku juga lae gak pulang, mau cari tempat kosan lah aku” Kata hendra. “samalah kita lae” sahut Hesekiel ... “ kalo aku lae, ke tangerang aku lae tinggal tempat tulangku disana” Kataku...

“ Semua mahasiswa diharapkan kumpul kembali ke barisan dan kelompok masing-masing...” suara yang sangat keras dari TOA panitia. Dengan bergegas kami bersiap untuk kembali ke barisan. Sebelum berpisah dengan mereka bertiga, tak lupa kami bertiga saling bertukaran nomor handphone,,

Bersambung..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun