Bayangkan kalau pemerintah melanjutkan hiliriasi : meningkatkan nbilai tambah produk dari sekedar ekspor bahan mentah ke bahan setengah jadi saja, berapa potensi keuntungan yang diperoleh negara? Sementara bumi kita menyimpan begitu banyak Sumber Daya Alam : Bauksit, Tembaga, Timah, emas, perak dan mineral logam lainnya. Belum lagi hiliriasi pertanian, perikanan dan sebagainya.Â
Hilirisasi di segala sektor ini terus di dorong oleh pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkan keuntungan bagi negara, yang pada akhirnya memberikan devisa yang lebih besar bagi negara untuk berbuat lebih banyak bagi kesejahteraan masyarakat.Â
Kita semua teriak menginginkan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. Kita menginginkan layanan kesehatan gratis yang lebih baik dan menjangkau lebih banyak sakit penyakit. Kita ingin lapangan kerja yang lebih besar. Kita ingin fasilitas umum yang lebih baik, kita ingin memiliki daya beli yang lebih baik, dan sebagainya. Semua yang kita inginkan hanya menjadi impian, apabila keuangan tidak mendukung.Â
Pendidikan gratis memang telah dihadirkan pemerintah, namun hanya sampai tingkat SMA dan ini pun masih terbatas dihadirkan oleh pemerintah. Kesehatan gratis melalui BPJS masih mengharuskan partisipasi masyarakat melalui iuran BPJS. Transportasi umum yang layak dan nyaman belum merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Jangankan transportasi, sarana dan prasarana saja masih banyak desa yang belum menikmati. Masih banyak PR yang harus dikerjakan pemerintah kpd warga nya, sementara Ketahanan Negara kita juga membutuhkan pembaharuan dan memperbanyak Alutsista untuk menjaga pertahanan negara kita dari serangan musuh.
Begitu banyak yang harus dipenuhi pemerintah. Begitu besar kebutuhan dana pemerintah utk merealisasikan nya. Dari mana lagi kita mencari tambahan-tambahan devisi negara untuk membiayai semua nya itu? Jawabannya : HILIRISASI. Dengan hiliriasi, meningkatkan nilai tambah, maka negara berpeluang memperoleh peningkatan dalam menambah devisa. Lapangan kerja pun akan bertambah seiring dengan bertumbuhnya industri-industri yang melakukan hilirisasi. Oleh sebab itu kita sangat patut bahkan HARUS mendukung langkah pemerintah melakukan HILIRISASI.Â
Namun langkah pemerintah untuk menerapkan kebijakan HILIRISASI bukannya tanpa kendala sama sekali. Begitu Pemerintah menerapkan larangan ekspor bahan mentan nikel dan mengharuskan hilirisasi nikel, negara-negara di eropa yang dulu menikmati keuntungan nilai tambah dari bahan mentah nikel Indonesia serentak melaporkan Indonesia kpd WTO.Â
Lucu, mineral milik bumi kita, namun kita tidak boleh mengolahnya sendiri, melainkan harus diolah oleh negara-negara eropa. Kita yang punya Nikel, mereka yang dapat keuntungan dari nilai tambah produk nikelnya. Namun lebih lucu lagi, di saat kita membutuhkan hilirisasi untuk meningkatkan devisi negara yang berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat, ada partai dan capres yang jelas jelas menolak hilirisasi!. Mosok iya bangsa kita hanya dijadikan tukang gali sumber daya alam selama nya??
Hanya satu kata dari kita : LAWAN MEREKA YANG MENOLAK HILIRISASI !.
Salam,
Freddy Kwan