Sebelum itu, bisa dibilang saya (dan mayoritas masyarakat Indonesia), buta terhadap oli. Saya gak tahu apa itu API Service, bahkan SAE itu apa saja saya tidak paham. Mobil apa yg cocok pakai oli SAE 20W-50, apa yang cocok utk SAE10W-40, SAE 10W-30 pun saya tidak paham sama sekali.
Seingat saya dulu kalau ganti oli mobil, tinggal bawa ke bengkel, serahkan semua ke mekanik yang tentukan. Paling sesekali lihat iklan oli merk A, pas ke bengkel, saya minta merk tersebut. Tapi kalaupun kita misalnya meminta merk Oli A, begitu mekanik atau pemilik bengkel bilang, jangan merk A, karena oli nya cepat menguap, menimbulkan kerak, oli merk A hanya jago di promosi iklan saja; kita langsung tergagap dan minta dicarikan merk oli lain yang bagus dari rekomendasi pemilik bengkel atau mekanik, yang kita anggap paling paham mengenai oli.Â
Kalau SAE saja tidak paham, kandungan lubrikan isinya apa saja kita tidak mengerti, saya tidak heran kita mudah termakan ancaman "kalau pakai oli merk lain, kendaraan akan cepat rusak dan garansi tidak berlaku".
Membedakan Kualitas Oli Dan Oli Sintetik
Oli yang baik bukan dibedakan berdasarkan merk. Melainkan base oil dan additive yang digunakan. Apabila additive hanya tersedia sedikit pilihan yang banyak digunakan produsen lubrikan: Lubrizol, Infineum dan Afton; maka untuk base oil, oli dibedakan atas 5 group kualitas :
Base Oil Group 1 : dikenal dengan nama Oli Mineral
Base Oil Group 2 : kualitas diatas Group 1 tapi masih dikenal juga sebagai Oli Mineral
Base Oil Group 3 : diproses penyulingan melalui laboratorium dan tehnologi, dikenal dengan nama Oli Sintetik
Base Oil Group 4: dikenal dengan nama G4 APO
Base Oil Group 5 : kualitas tertinggi, tidak umum digunakan dan sangat mahal.
Base oil yang banyak digunakan di Indonesia umumnya adalah Base Oil Group 1 dan Group 2. Hal ini ditandai dengan harga oli yang lebih murah. Namun saya perhatikan, sekitar 5 (lima) tahun belakangan ini mulai muncul banyak produk lubrikan yang menggunakan Base Oil Group 3, yang dikenal dengan nama Oli Sintetik.