Your positive action combined with positive thinking result is Success - Shiv Khera
Semua orang ingin sukses. Dan sukses itu kita artikan sebagai : punya usaha yang berhasil, karier mentereng di posisi puncak, rumah gapapa hanya 1 tapi di kawasan elit dengan luas tanah besar plus kolam renang, mobil minimal 3 untuk kerja, jalan bersama keluarga, hangout sama teman lain lagi mobilnya (ini pun belum termasuk mobil untuk dipakai istri dan anak tentunya).
Masalah kalau anak-anak kurang perhatian dan kasih sayang karena ayah sibuk kerja dan ibu sibuk bersosialita, itu urusan nomor sekian. Lihat keluarga orang yang sederhana, seluruh anggota keluarga rukun dan saling menyayangi, itu belum termasuk sukses kalau rumah masih ngontrak, mobil gak punya, kemana mana pakai kendaraan umum. Sukses itu yah kaya raya, titik. Suka tidak suka memang pandangan kita mengenai kesuksesan yah seperti itu.
Lalu siapa yang kita anggap orang-orang yang pasti sukses? Â Umumnya kita setuju bahwa mereka yang berhasil mengenyam pendidikan tinggi di universitas ternama, atau kalau kuliahnya di luar negeri, pasti sukses kariernya. Kita percaya bahwa anak-anak orang kaya yang memiliki kemampuan menyekolahkan anaknya keluar negeri, hidup anaknya pasti akan sukses dan bahagia.
Pendidikan hanya SMA? Atau bahkan SMP? Lupakan saja cita-cita sukses, terlalu berat melawan mereka yang lulusan universitas ternama dalam negeri atau yang dari luar negeri. Mengapa? Karena sekarang ini, jangankan perusahaan multianasional, perusahaan-perusahaan nasional kelas menengah saja kalau cari karyawan tidak mau yang hanya lulusan SMA, walaupun "hanya" untuk salesman. Padahal kalau dipikir-pikir, apa hubungannya salesman dengan pendidikan S1 atau S2? Bukannya semakin banyak "S" nya, pasti semakin hebat dalam berjualan.
Kalau begitu, berarti yang tidak mampu kuliah, pasti gagal dong yah dalam hidup, alias tidak akan pernah bisa sukses?? Sebaliknya mereka yang mengenyam pendidikan kuliah diluar negeri pasti sukses dong..
Jawabannya, bisa iya, bisa tidak. Faktor pendidikan memberikan pengaruh, namun bukan faktor utama.
Mereka yang mengenyam pendidikan universitas diasah untuk berpikir lebih kritis disamping ilmu pengetahuan yang lebih bermanfaat dalam dunia kerja dibanding pendidikan hanya SMA/SMK semata.
Mereka yang kuliahnya di luar negeri, selain faktor ilmu, ditempa kemandiriannya, juga mendapat keuntungan tambahan berupa jaringan pertemanan dari keluarga-keluarga yang sudah terbukti berhasil dalam bisnis maupun karier. Keuntungan yang bisa juga diperoleh bilamana kuliah di dalam negeri, namun sangat sedikit. Sedikit dalam arti kuantitas maupun peluang nya.
Jadi faktor pendidikan diluar negeri benar memberikan peluang untuk berhasil dalam bisnis maupun karier, dengan pertimbangan jaringan pertemanan dari keluarga yg sudah sukses. Bukankah membangun suatu bisnis butuh dukungan dari teman-teman dan relasi?