Kemenangan 1 kali saja di MotoGP Italia di Tahun 2019 sudah membuat dirinya menyesal telah mengalahkan Dovisioso yang dianggap memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan balapan tersebut. Petruci tdk akan bisa menjuarai banyak perlombaan atau bahkan menjadi juara dunia selama ia tidak mengubah cara berpikirnya.
Kembali ke Jorge Lorenzo, ia berambisi menjadi yang terbaik dengan menjuarai kelas utama MotoGP, maka ia berjuang habis-habisan untuk mengalahkan semua pembalap, termasuk rekan senior 1 teamnya, Rossi.Â
Dalam dunia olah raga yang menjunjung tinggi kesetaraan, sportivitas dan prestasi, apa yang dilakukan oleh Jorge Lorenzo selama menjadi rekan satu team Rossi bukanlah suatu hal yang tabu.Â
Tidak ada yang namanya teman tandem belaka. Tidak ada yang namanya senior dan yunior dalam satu team. Dan bahkan tidak diperbolehkan adanya Team Order untuk memenangkan rekan satu team.Â
Namun akibat dominasi Rossi di Yamaha, karena hanya yang Rossi yang bisa mematahkan dominasi Honda dalam kejuaraan kelas utama MotoGP, Jorge Lorenzo yang telah menyumbangkan 3 titel juara untuk Yamaha merasa kurang dihargai sehingga menerima tawaran bergabung Ducati di Tahun 2017.Â
Mengapa Jorge Lorenzo mau menerima tawaran Ducati sementara Ducati saat itu dikenal sulit dikendarai karena bertenaga besar? Bukankah Lorenzo telah melihat kegagalan Rossi menuai prestasi saat menunggangi Ducati di tahun 2011 & Tahun 2012?Â
Adalah General Manager Ducati Corse, Luigi Dall'Igna yang berhasil membujuk Lorenzo untuk hengkang dari Yamaha ke Ducati. Disamping tawaran nilai kontrak untuk Lorenzo yang besar, yang tidak diperolehnya di Yamaha; kedekatan dan kepercayaan Lorenzo kepada Luigi membuat Lorenzo yakin bisa mendapatkan motor yang hebat sesuai keinginan Lorenzo dari tangan dingin Luigi.
Namun di tahun pertama Lorenzo bergabung dengan Ducati, ia tidak pernah memetik kemenangan walaupun berhasil naik podium 3 Â kali.Â
Sebaliknya ia justru banyak membantu team teknis Ducati dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan motor Ducati sehingga rekan satu team nya, Andrea Dovisioso berhasil meraih 6 kemanangan + 2 podium di Tahun 2017.Â
Sementara di Tahun 2016, dengan team yang sama, Dovisioso hanya mampu meraih 1 kemanangan + 4 podium.Â
Lorenzo memang pembalap yang memiliki karakter balapnya sendiri. Penyesuaian karakter balapnya dengan motor tunggangannya membutuhkan waktu lama.Â