Menurut saya, kita sebagai orang yang hanya melihat dari luar, kurang tepat menilai bagaimana cara nya pemimpin tersebut memimpin. Karena kita tidak memahami secara penuh apa yang terjadi di dalam, bagaimana karakter orang2 yang ada di dalam. Tapi kita harus lebih peduli output yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut.Â
Walaupun seorang pemimpin mengedepankan sikap persuasif, menghindari marah-marah, namun organisasi yang dipimpinnya tidak mampu menjadi lebih baik kinerja nya, maka cara kepemimpinannya telah gagal.
Sebaliknya seorang pemimpin dikenal suka marah-marah, namun dengan cara itu orang-orang di dalam organisasi tersebut bekerja dengan lebih baik, kinerja meningkat, maka pemimpin tersebut sukses dan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik.
Dan berhasil atau tidak suatu organisasi juga tidak bisa dinilai oleh pemimpin itu sendiri, melainkan dinilai oleh stakeholder.
Kepemimpinan itu memang tidak mudah dan pastinya tidak tepat kalau menganggap bahwa menjadi pemimpin merupakan hadiah dari kebaikan hati semata. Atau karena orang tersebut baik hati, maka otomatis pantas menjadi pemimpin.
Saya lebih percaya bahwa kepemimpinan yang baik itu lahir dari bakat dan pengalaman, bukan melalui tempaan singkat.
Salam,
Freddy Kwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H