Mohon tunggu...
Firda Amelia
Firda Amelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Good Company Bad Stock - BBKP

14 Desember 2016   22:02 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu perusahaan terbuka setiap tahunnya harus melaporkan laporan tahunan perusahaannya kepada Bursa. Pelaporan tersebut sebagai bentuk transparansi dari perusahaan kepada investor. Pengungkapan perusahaan yang baik yang dilakukan suatu perusahaan merupakan salah satu prinsip dari Good Corprate Governance(GCG) (Mulyadi & Anwar, 2011). Mulyadi dan Anwar (2011) menyatakan bahwa Indonesian National Committee of Governance Policypada tahun 2006 telah menyatakan enam prinsip dari GCG, yang mencakup :

  • Transparansi. Perusahaan harus penyediakan material dan informasi relevan dan dapat dimengenrti untuk para pemegang kepentingan setiap secara periodic
  • Akuntabilitas. Kinerja perusahaan harus dapat diukur
  • Tanggungjawab. Perusahaan harus mengikuti semua peraturan, dan melakukan semua tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
  • Independensi. Untuk memastikan implementasi GCG, perusahaan harus dikelola secara independen
  • Keadilan. Perusahaan harus melihat kepentingan pemegang saham dan pemegang kepentingan secara adil. Tidak boleh terdapat diskriminasi antara para pemegang kepentingan perusahaan.

Sementara Clarke dan Statman (1994) menyatakan bahwa majalah Fortunetelah melakukan survey mengenai kualitas perusahaan. Survey yang dilakukan mengikuti depan atribut, yaitu :

  • Quality of management
  • Financial soundness
  • Quality of product or sevices
  • Ability to attract, develop, and keep talented people
  • Use of corporate assets
  • Value as a long-term investment
  • innovativeness

proxy kualitas perusahaan tersebut diukur menggunakan 12 karakteristik dari BARRA (1990). Dua belas karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

  • Variability in markets (VIM).Mengukur keseluruhan volatilitas saham
  • Success (SCS). Menggunakan perilaku harga dalam pasar untuk mengidentifikasi kesuksesan saham di masa sekarang
  • Size (SIZ). Pengukuran total asset dan kapitalisasi pasar
  • Trading activity (TRA). Pengukuran aktivitas relatif saham perusahaan di pasar
  • Growth (GRO). Predictor pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa depan berdasarkan data sekarang
  • Earning-price ratio (EPR). Hubungan antara pendapatan perusahaan dan valuasi pasar
  • Book-price ratio (BPR).Nilai buku ekuitas dibagi dengan kapitalisasi pasar perusahaan
  • Earnings variability (EVR). Keragaman pendapatan historis perusahaan dan fluktuasi arus kas
  • Financial leverage (FLV). Struktur keuangan dan sensitivitas tingkat bunga
  • Foreign income (FOR). Fraksi pendapatan operasional yang didapat diluar US
  • Labor intensity (LBI). Rasio biaya buruh terhadap modal
  • Yield (YLD).Dividend yieldtahunan.

Alasan mengapa BBKP Termasuk ke dalam Kategori Good Company Bad Stock

Bank Bukopin berdiri sejak tahun 1970 dan berfokus pada segmen UMKM. Bank Bukopin telah berkembang dan menjadi salah satu bank menengah Indonesia dari sisi asset. Struktur permodalan Bank Bukopin semakin kokoh setelah pada tahun 2006 melakukan penawaran umum perdana atau IPO. Semenjak itu Bank Bukopin terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BBKP. Selama berdiri, Bank Bukopin telah meraih berbagai penghargaan. Pada tahun 2015, beberapa penghargaan yang telah diraih adalah Banking Service Excellence2015, service quality award,penghargaan peringkat ke-2 kategori banking service quality in 2014dari institute of management studies, 2015 banking service excellence, dan masih banyak lagi.

Visi : menjadi lembaga keuangan terkemuka dalam pelayanan jasa keuangan yang terintegrasi.

Misi :

  • Memberikan solusi jasa keuangan yang unggul dan komprehensif yang memenuhi kebutuhan nasabah dalam dunia usaha, individu, dan keluarga
  • Berperan aktif dalam mengembangkan Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro yang berdaya saing
  • Membangun keterlibatan (engagement) karyawan dalam meningkatkan produktivitas untuk kesejahteraan karyawan
  • Meningkatkan nilai tambah investasi bagi pemegang saham melalui pengelolaan usaha yang pruden.

            Bank Bukopin telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurang lebih 10 tahun. Untuk menunjukkan BBKP termasuk ke dalam kategori bad stock, dapat dilihat dari pergerakan sahamnya selama lima tahun terakhir.

           Grafik dibawah merupakan grafik pergerakan saham dari tahun 2012 hingga 2016. Saham BBKP pada awal tahun 2012 sebesar Rp 580 per saham dan hingga tanggal 13 Desember 2016 bergerak menjadi Rp 640 per saham. BBP hanya mengalami kenaikan 6.90%. Sementara itu, sepanjang tahun 2012-2016, harga saham tertinggi yang diperoleh BBKP adalah Rp 990 per saham pada tanggal 10 Mei 2013 yang kemudian mengalami penurunan drastic dan terendah selama lima tahun terakhir, yaitu Rp 530 per saham pada tanggal 23 Agustus 2013. Sehingga dapat dilihat dari grafik dibawah bahwa pergerakan saham selama lima tahun terakhir berada pada kisaran Rp 530 – Rp 990 per saham.

Grafik 1 Pergerakan Saham BBKP 2012 – 13 Desember 2016

Sementara untuk kinerja pergerakan saham BBKP selama tahun 2016 bergerak pada kisaran Rp 515 – Rp 745 per saham dengan beta 1.309 yang berarti saham BBKP merupakan saham yang berisiko. Selain itu, returntahunan saham BBKP adalah -1.37% dan year to date returnsebesar -7.86%.

            Dari sisi pendapatan bersih perusahaan, selama tahun 2011 – 2013 Bank Bukopin berhasil meningkatkan pendapatannya. Pada tahun 2014 Bank Bukopin mengalami kerugian dan bangkit kembali pada tahun 2015 dengan tingkat pendapatan yang lebih besar dari tahun 2013. Untuk megetahui apakah Bank Bukopin termasuk ke dalam kelompok good company, dapat dilakukan analisis berdasarkan kriteria dan atribut yang telah disebutkan diatas.

            Menurut Clarke dan Statman (1994), good companiesmerupakan perusahaan yang berukuran besar dan memiliki book-price ratioyang kecil. Good companiesmerupakan perusahaan yang stabil sehingga memiliki VIM (variability in market) dan keragaman pendapatan yang rendah. Selain itu, good companiesjuga memiliki financial leveragedan dividend yieldyang rendah.

            Bank Bukopin sejak tahun 2011 hingga 2015 selalu memiliki nilai total asset yang meningkat dengan peningkatan rata-rata 13.45%, yaitu dari Rp57,183.5 miliar menjadi Rp 94,366.5 miliar. Dengan kata lain, Bank Bukopin merupakan perusahaan dengan ukuran perusahaan yang terus berkembang dilihat dari total asetnya. Financial leverageyang dimiliki Bank Bukopin juga relatif sama sejak tahun 2011 hingga 2015 dengan nilai akhir pada 2015 adalah sebesar 0.92. Selain itu, Bank Bukopin juga terus memiliki peningkatan laba bersih. Secara kuartalan, Bank Bukopin telah mendapatkan laba bersih sebesar Rp 301,117 miliar pada kuartal III-2016, dan telah meningkat sebesar 4.59% semenjak kuartal III-2015. Berikut ini merupakan perbandingan nilai total asset dan financial leverageBank Bukopin dari tahun 2011 hingga 2015.

Tabel 1 Total Aset dan Leverage Bank Bukopin

Total Aset (miliar rupiah)

kenaikan pertahun

Financial Leverage

kenaikan pertahun

2011

57183.5

-

0.923

-

2012

65689.8

14.88%

0.924

0.11%

2013

69457.7

5.74%

0.911

-1.41%

2014

79053.3

13.82%

0.914

0.33%

2015

94366.5

19.37%

0.92

0.66%

rata-rata

13.45%

-0.08%

ANALISIS FUNDAMENTAL

            Analisis menggunakan Top-Down Approach dan terdiri dari tiga analisis, yaitu analisis ekonomi dan pasar modal, analisis industri, dan analisis perusahaan. Berikut ini adalah penjabaran dari ketiga analisis tersebut.

Analisis Ekonomi dan Pasar Modal

            Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal (Tandelilin, 2001). Menurut Tandelilin (2001) lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi yang menguntungkan. Variabel ekonomi makro antara lain Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat pengangguran, inflasi, dan tingkat bunga.

Tabel 2 Pertumbuhan PDB Indonesia per Kuartal 2012-2016 (% tahunan)

screen-shot-2016-12-13-at-2-59-38-pm-58515d60597b61401ee22558.png
screen-shot-2016-12-13-at-2-59-38-pm-58515d60597b61401ee22558.png
Sumber : BPS Diolah oleh www.indonesia-investment.com

Perekonomian Indonesia Triwulan I-2016 terhadap Triwulan I-2015 tumbuh sebesar 4.91% yang sebelumnya sebesar 4.73%. Menurut website resmi Badan Pusat Statistik, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 9.10%. Kemudian, berdasarkan Triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 tumbuh sebesar 5.19% dari yang sebelumnya sebesar 4.66%. Pertumbuhan ekonomi dari Triwulan I-II tahun 2016 disebabkan oleh faktor harga komoditas nonmigas di pasar internasional yang mengalami peningkatan, pengaruh inflasi, realisasi APBN yang naik, dan realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia (bisniskeuangan.kompas.com).

            Inflasi di Indonesia meningkat 3.58% year on year(YoY) pada bulan November 2016 dibandingkan dengan tingkat inflasi pada bulan Oktober 2016 sebesar 3.31%. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menyatakan bahwa Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2016 bisa berada di bawah 3.5% (m.tempo.co). Tingkat inflasi per bulan pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Grafik 2 Tingkat Inflasi 2016 (% bulanan)

screen-shot-2016-12-13-at-3-32-02-pm-58515def86afbd442b5d3fdc.png
screen-shot-2016-12-13-at-3-32-02-pm-58515def86afbd442b5d3fdc.png

Sumber : www.tradingeconomics.com

            Mengenai tingkat suku bunga atau BI Rate, sejak Desember 2015 hingga 2016 Bi Rate mengalami penurunan masing-masing 25 basis poin pada setiap penurunan. Selama tahun ini, Bank Indonesia telah melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga, yaitu 7.25% menjadi 7%, 7% menjadi 6.75%, dan 6.75% menjadi 6.5%.

Tabel 3 BI RateSementara itu, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menyatakan bahwa suku bunga kredit akan terus turun sampai akhir tahun dengan perkiraan penurunan 15-20 basis poin (m.tempo.co). Apabila dihubungkan dengan pasar modal Indonesia, sektor yang sensitive dengan suku bunga seperti sektor keuangan, hal ini merupakan sentimen yang positif.

Analisis Industri

            Setelah melakukan analisis ekonomi, maka selanjutnya akan dilakukan analisis industri. Reillydan Brown (1997) dalam Tandelilin (2001) mendokumentasikan penelitian-penelitian terkait analisis industri, yaitu sebagai berikut.

  • Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industri yang berbeda mempunyai tingkat returnyang berbeda pula
  • Tingkat returnmasing-masing industri berbeda di setiap tahunnys
  • Tingkat returnperusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam
  • Tingkat risiko berbagai industri juga beragam
  • Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu

Analisis industri dikatakan penting untuk dilakukan dalam menentukan keputusan investasi. Hal ini dikarenakan analisis industri dapat mengurangi risiko maupun melihat prospek yang dimiliki perusahaan pada industri tersebut.

            Bank Bukopin termasuk ke dalam industri perbankan. Berdasarkan Laporan Profil Industri Perbankan (LPIP) 2016, pada triwulan I-2016, industri perbankan nasional masih menunjukkan tren pertumbuhan dan ketahanan perbankan yang relatif kuat dengan risiko kredit, likuiditas, dan pasar yang cukup terjaga. Penguatan ini terjadi meskipun pada saat ini pertumbuhan ekonomi sedang melambat. Tren pertumbuhan juga tetap terlihat pada triwulan II-2016, didorong dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan tersebut.

Tabel 4 Profil Kinerja Industri Perbankan

Triwulan I-2016

Triwulan II-2016

Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum

21.76%

22.29%

Non Performing Loan(NPL) gross

2.83%

3.05%

Return on Asset(ROA)

2.38%

2.26%

Sumber : Laporan Profil Industri Perbankan (LPIP) Triwulan I & II 2016

            Menurut E-Globalbusiness.com industri perbankan pada tahun 2016 dinilai akan tumbuh lebih baik. Prediksi tersebut didasarkan pada turbulensi perekonomian Indonesia yang mereda. Menurut Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nelson Tampubolon, prospek sektor konsumsi akan dipengaruhi oleh aturan loan to valueyang memberikan stimulus bagi kredit perumahan dan kredit kendaraan dan memberikan knock-on effectpada sektor industri lain. Kenaikan NPL pada triwulan II-2016 serta faktor ekonomi lainnya, termasuk pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sempat memprihatinkan industri perbankan. Namun tekanan dari NPL diproyeksikan tidak akan semakin tinggi dan besaran provisi yang dibentuk bank pada tahun 2015-2016 sudah mencukupi untuk posisi tahun depan (beritasatu.com).

Proyeksi Tahun 2017

Equity Research PT Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan, pada akhir 2016 kemungkinan pertumbuhan laba secara industri bank berada di dalam kisaran 6-8% (year on year/yoy). Persentase kenaikan tersebut dapat dikatakan flat, karena pertumbuhan laba perbankan pada Juni 2016 mencapai 7,4% (yoy).Analis PT Bank Maybank Indonesia Tbk Kim Eng Rahmi Marina dalam risetnya mengenai prospek perbankan Indonesia ke depan menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik dan berada di posisi 5,3% pada 2017 (beritasatu.com).

Analisis Perusahaan

1. menjadi Bank Penampung Dana Tax Amnesty

            Tax Amnestydi Indonesia yang dilakukan sejak Bulan Juli 2016 sudah hampir menyelesaikan periode keduanya.Bank Bukopin merupakan salah satu Bank yang dipercaya untuk menampung dana yang masuk ke dalam negeri melalui tax amnesty.Berkaitan hal tersebut, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin mengatakan adanya potensi penerimaan sebesar Rp 20 triliun (finance.detik.com). Bank Bukopin juga telah mempersiapkan infrastruktur untuk mengelola dana tax amnesty. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin, Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi, Adhi Brahmantya, menyatakan bahwa Bank Bukopin akan membuka layanan di 26 kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah, dari Indonesia bagian Barat hingga Indonesia bagian Timur. Untuk menampung dana tersebut, Bank Bukopin memiliki strategi dan menyiapkan instrumen yang cocok, diantaranya :

  • produk deposito dengan tenor 3 tahun
  • Reksadana
  • Surat Utang Jangka Menengah (Medium Term Notes).

Selain itu, Bank Bukopin juga berharap dana tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis perusahaan.

2. Menargetkan 1000 Agen Laku Pandai

            Berdasarkan rilis dari Bank Bukopin pada tanggal 23 Juni 2016, Bank Bukopin akan memperluas jaringan pelayanan melalui skema laku pandai (branchless banking) dan menagetkan operasionalisasi 1000 agen B-Tunai pada tahun 2017. Tahap pertama difokuskan pada produk basic saving account(Tabungan Bukopin Rakyat). Hingga Mei 2016, layanan yang diimplementasikan pada agen B-Tunai adalah pembayaran publik, transaksi tabungan Bukopin Rakyat, dan asuransi tabungan bukopin rakyat.

            Target yang ditetapkan Bank Bukopin pada tahun 2017 adalah tercapainya 600.000 rekening Tabungan Bukopin Rakyat dan 120.000 nasabah asuransi mikro dengan jumlah agen B-Tunai sebanyak 1000 agen.

3. Terus Memacu Segmen Ritel

            Berdasarkan rilis dari Bank Bukopin pada Agustus 2016, Bank Bukopin konsisten untuk memacu pertumbuhan segmen ritel sebagai penggerak utama pertumbuhan kinerja perusahaan dan segmen komersial sebagai penyeimbang. Segmen ritel di Indonesia dianggap masih menjanjikan bagi perkembangan bisnis. Segmen ritel Bank Bukopin diantaranya adalah:

  • Bisnis mikro. Berfokus pada kredit langsung ke pensiunan PNS, TNI, dan kepolisian, memperkuat pengembangan aliansi strategis dengan mitra strategis, optimalisasi kinerja reseller/partner, pengembangan produk perbankan mikro branchless, peningkatan kualitas kredit Swamitra, bisnis koperasi dan pensiunan.
  • Usaha Kecil & Menengah (UKM). Bank Bukopin akan terus memajukan bisnis UKM melalui berbagai produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
  • Consumer. Memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dengan beragam pilihan produk tabungan, giro, deposito, kartu kredit, dan kredit konsumsi.

RINGKASAN KINERJA SAHAM DAN LAPORAN KEUANGAN

Grafik 3 Kinerja Saham BBKP per 13 Desember 2016

screen-shot-2016-12-14-at-1-58-51-am-58515e544df9fd8b2624de5e.png
screen-shot-2016-12-14-at-1-58-51-am-58515e544df9fd8b2624de5e.png
Sumber : www.sharewise.com

screen-shot-2016-12-14-at-12-21-55-pm-58515e714b7a61e81f1d177b.png
screen-shot-2016-12-14-at-12-21-55-pm-58515e714b7a61e81f1d177b.png
Sumber : www.sharewise.com

            Berdasarkan sharewise.com, price to book ratiosaham BBKP memiliki korelasi yang tinggi dengan rata-rata perusahaan pada bursa yang sama. Sehingga, banyak investor mengestimasi trend asset bersih BBKP dengan membandingkan perusahaan dengan trend asset bersih perusahaan yang berada di bursa. Bank Bukopin cenderung melakukan perdagangan pada saat discount dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Hal ini menyebabkan saham BBKP dianggap sebagai saham yang undervalueberdasarkan pada peer comparison. Sementara itu, berdasarkan perbandingan historis, Bank Bukopin juga dianggap sebagai saham yang undervaluekarena nilai price to book ratioyang lebih kecil daripada rata-rata historisnya.

Ringkasan Laporan Keuangan

Net Income

screen-shot-2016-12-14-at-10-54-00-am-58515e8378937362494467f5.png
screen-shot-2016-12-14-at-10-54-00-am-58515e8378937362494467f5.png
Rasio Profitabilitas

screen-shot-2016-12-14-at-12-18-36-pm-58515ea8b07a61a121c3fe54.png
screen-shot-2016-12-14-at-12-18-36-pm-58515ea8b07a61a121c3fe54.png
Efektivitas Manajemen

screen-shot-2016-12-14-at-12-21-09-pm-58515eb9139373fd22c2b177.png
screen-shot-2016-12-14-at-12-21-09-pm-58515eb9139373fd22c2b177.png
Daftar Referensi

Mulyadi, Martin Surya, dan Anwar Yunita. 2011. Does Corporate Disclosure Matter to Investors?African Journal of Business Management. Vol. 5(29), pp. 11719-11726

Clarke, Roger, and Meir Statman. 1994. Growth, Value, Good, and Bad.Financial Analysts Journal. Vol. 50, No. 5, pp. 82-86

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi pertama. Yogyakarta : PT BPFE Yogyakarta

Laporan Profil Industri Perbankan 2016. Diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun