Mohon tunggu...
Fredick Ginting
Fredick Ginting Mohon Tunggu... Freelance -

Belajar ilmu politik dari Harold Laswell sampai Samuel Huntington, belajar demokrasi dari Thomas Jefferson sampai Ernesto Laclau. Menonton karya David Fincher sampai Martin Scorsese, mengagumi Charlize Theron sampai Jennifer Lawrence.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Miss Sloane Melawan Sistem yang Busuk

20 Maret 2017   21:37 Diperbarui: 20 Maret 2017   21:58 6342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sanford memerintahkan timnya untuk tidak hanya mengalahkan Sloane. Tetapi juga melenyapkan karirnya. Kubu Sanford mencoba membongkar praktik lobi melanggar aturan yang pernah dilakukan oleh Sloane saat mengatur perjalanan seorang senator ke Indonesia untuk memanipulasi aturan pajak impor kelapa sawit. Sudah lumrah bahwa dalam politik, politisi akan mencari-cari kesalahan lawannya. Bila kesalahan itu tidak ada, kesalahan itu akan diciptakan sendiri.

Debat soal senjata api ataupun pajak impor  bukan inti film yang dibuat oleh John Madden ini. Film dibuat berdasarkan korupnya pemerintahan dan korupnya demokrasi. James Berardinelli menyebut film ini adalah tentang uang dan kontak. Film ini menggambarkan politik ala Machiavelli yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Tidak ada sosok protagonis dalam film ini. Secara realitas pun sangat sulit menemui politisi yang bersifat protagonis itu.

Dialog-dialog dalam film terasa berat dan riskan untuk membosankan. Namun selama 132 menit durasi film, dialog-dialog tersebut saling bersangkut paut satu sama lain dan tak bisa dilewatkan untuk memahami poin yang disampaikan lewat film ini.

Penulis naskah adalah seorang jaksa asal Inggris yang terinspirasi dari sebuah berita dari BBC News tentang Jack Abramoff, yang diinvestigasi Senat pada 2004 karena konspirasi, penipuan dan penggelapan pajak. Atas kasusnya, Abramoff dihukum 4,5 tahun. Sloane sendiri akhirnya harus menghadapi sidang atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya sebagai pelobi di Ruang Kaukus 4 Senat Amerika.

Film ini diakhiri secara memukau, dengan sedikit twist yang akhirnya mengajak kita untuk berpikir, sebenarnya kita perlu orang seperti Miss Sloane yang berani membongkar dan mengalahkan para politisi yang mengkorupsi dan dikorupsi sistem meski harus mengorbankan dirinya sendiri.

Sistem pemerintahan sangat korup dan busuk sehingga menciptakan politisi atau birokrat yang korup. Bagi Sloane, lebih baik untuk membunuh karirnya sendiri daripada menggadaikan idealisme dan nilai-nilai demi sebuah karir yang tidak pantas untuk dibanggakan.

Puncak film ini adalah pidato akhir Sloane yang diawalinya dengan pernyataan berikut.

“Saya diperiksa dan dianggap sebagai pengganggu demokrasi Amerika. Secara tak langsung menyinggung keikutsertaan saya dalam penolakan penambahan senjata di tengah karirku. Kadang kita berbuat bukan untuk diri sendiri. Tapi karena kita percaya itu benar untuk dilakukan.

“Saya percaya usulan Heaton-Harris adalah hal yang benar. Tapi saya akui ini bukan motivasi saya. Saat saya diminta ikut, saya tertantang. Alasannya karena hasrat untuk menang. Meraih kemenangan besar dari yang belum pernah saya raih.

“Jelas saya melanggar peraturan kode etik. Saya mengabaikan akibat dari cara yang saya lakukan. Saya mengkhianati teman dekat, membahayakan hidupnya. Saya patut menerima hukuman, lebih dari sekedar sanksi pelanggaran.

“Ketika mereka mempertimbangkan usulan Heaton-Harris, saya berharap anggota Kongres membaca kasusnya bukan karena saya tapi memandang orang-orang di belakang saya, yang membuat banyak pengorbanan terhadap yang mereka percayai.

“Saya harap anggota Kongres memberi suaranya bukan untuk kepentingan kemajuan politiknya, tapi karena mereka percaya itu benar untuk negara. Namun saya tahu harapan itu akan sia-sia, takkan terjadi.

“Karena sistem kita telah membusuk. Tak memberi penghargaan pada politisi yang jujur, yang menggunakan kata hatinya. Tapi menghargai tikus yang akan menjual negaranya agar hidungnya menonjol. Tikus inilah parasit demokrasi yang sebenarnya.

“Saya memperkirakan, bila lobi kami untuk usulan Heaton-Harris sukses, akan ada penyerangan terhadap saya pribadi. Untuk merenggut semangat kami dan merusak kepercayaan.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun