Mohon tunggu...
Fredick Ginting
Fredick Ginting Mohon Tunggu... Freelance -

Belajar ilmu politik dari Harold Laswell sampai Samuel Huntington, belajar demokrasi dari Thomas Jefferson sampai Ernesto Laclau. Menonton karya David Fincher sampai Martin Scorsese, mengagumi Charlize Theron sampai Jennifer Lawrence.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika Scout Melawan Nuraninya

24 Februari 2017   10:17 Diperbarui: 25 Februari 2017   00:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: warungpedia.com

Judul: Go Set A Watchman | Penulis: Harper Lee | Penerbit: Qanita | Tahun Terbit: 2015 | Jumlah Halaman: 286

Yang paling berdaulat dalam diri manusia, yang menjadi penjaga dalam setiap diri manusia, adalah nurani.

Jean Louis terlahir dengan nuraninya sendiri, dan dalam perjalanannya nuraninya menepel seperti karang pada nurani ayahnya, Atticus Finch. Semakin Jean Louis besar, semakin ia mencampuradukkan ayahnya dengan dewa. Jean Louis tak pernah melihat ayahnya sebagai manusia yang punya hati dan kekurangan. Pasalnya Atticus jarang melakukan kesalahan.

Padahal Atticus bisa membuat kesalahan sebagaimana manusia lainnya, sebagaimana penduduk Maycomb pada umumnya. Jean Louis terlahir cacat secara emosi karena bersandar pada Atticus, mencari jawaban pada Atticus, berpikir bahwa jawaban Atticus adalah jawabannya juga.

Ketika Jean Louis dewasa dan melihat Atticus melakukan sesuatu yang menurutnya adalah sebuah antitesis dari nuraninya, Jean Louis tak bisa menerimanya. Hal itu membuat Jean Louis sakit secara fisik. Hidup akan menjadi neraka baginya. Jean Louis harus membunuh dirinya sendiri atau Atticus sendiri yang membunuh Jean Louis agar ia bisa berfungsi sebagai individu yang terpisah dari Atticus.

Ini realitas yang dihadapi Jean Louis, diketahui oleh pamannya John dan Atticus sendiri. Mereka kadang berpikir, kapan nurani Jean Louis akan berpisah dengan nurani Atticus. Ketika Atticus berbicara hal yang bertentangan dengan nuraninya, Jean Louis takkan mendengarkannya. Ia mendewakan Atticus, dewa tak boleh turun selevel dengan manusia.

Jean Louis fanatik terhadap ayahnya. Apa yang dilakukan seorang fanatik saat ia bertemu seseorang yang menentang keyakinannya? Dia tak mau menyerah. Dia tetap kaku. Dia tak mau mendengar, tapi langsung marah.

Jean Louis, ketika itu sudah 26 tahun, seketika murka terhadap Atticus ketika memergoki ayahnya bersama dewan warga Maycomb membahas soal Negro di wilayah Selatan. Namun ayahnya hanya diam ketika pembahasan para dewan warga mendiskriminasi kulit hitam. Satu-satunya manusia yang dipercayai Jean Louis sepenuh hati dan terhormat baginya telah mengkhianatinya, dengan cara menjijikkan dan tanpa malu-malu.

Jean Louis muak dengan standar moral ganda Atticus. Atticus dahulu yang punya prinsip kesetaraan untuk semua orang, tak ada keistimewaan bagi siapa pun kini berubah diskriminatif, menurutnya.

Bapak bangsa AS Thomas Jefferson percaya bahwa kewarganegaraan adalah keistimewaan yang harus diusahakan oleh setiap orang, bukan sesuatu yang begitu saja diberikan dan disepelekan. Seseorang tak  bisa memilih begitu saja karena dia sudah dewasa. Dia harus menjadi orang yang bertanggung jawab.

Yang diperjuangkan Atticus adalah menjaga pemerintahan Maycomb tetap diisi kulit putih, sebab kulit hitam belum punya kapasitas mumpuni untuk mengelola pemerintahan. Sementara kulit hitam mayoritas di Maycomb, dan ketika pemilihan umum sudah pasti mereka akan memilih dari kaumnya sendiri. Atticus dan dewan warga memperjuangkan agar kulit hitam tak diberi hak sipil. Kulit hitam belum bisa berkontribusi dan bertanggung jawab atas kewarganegaraan yang akan diberikan. Atticus bertanya, “Apa kau ingin pemerintah negara bagianmu dijalankan oleh orang-orang yang tak tahu bagaimana cara mengurusnya?

Jean Louis berpandangan kulit hitam harus diberi kesempatan dan harapan. “Semua manusia di dunia yang punya lengan, kepala, dan kaki terlahir dengan harapan di hatinya,” sembur Jean Louis. Kebanyakan kulit hitam hidup sederhana, tapi menurutnya, bukan berarti hal itu adalah pembenaran membuat mereka jadi manusia kelas dua.

Pembaca tetap akan mendapat kisah masa kecil Jean Louis disini. Lee menggunakan alur maju-mundur sesekali. Dikisahkan Jem, kakak Jean Louis, telah meninggal akibat serangan jantung. Selain itu, Lee juga banyak menggambarkan lingkungan Maycomb yang telah mengalami perubahan setelah 20 tahun. Konflik nurani yang dialami Jean Louis praktis disiapkan Lee hanya di sepertiga bagian terakhir.

Novel ini sejatinya ditulis pada 1957 sebelum Lee menulis To Kill a MockingbirdIa masukkan ke penerbit namun ditolak. Salinan naskah novel ini kemudian hilang hingga baru ditemukan akhir 2014 lalu di perpustakaan pribadi Lee. Lee bukan lagi dikenal sebagai penulis yang hanya menghasilkan satu novel. Seperti novel pertama, novel ini juga ‘meledak’. Sebanyak 1,1 juta kopi terjual di minggu pertama begitu novel ini dirilis April lalu di 70 negara. Sebuah rekor yang melampaui Harry Potter dan 50 Shades of Grey.

Ada rumor bahwa Lee tak menulis novel lain sebab pasca meluncurkan To Kill a Mockingbird ada pihak-pihak yang pro-rasialisme terhadap kulit hitam mengancamnya. Konon rumor juga mengatakan ia adalah sosok Jean Louis dan 2 novel yang ia tulis adalah gambaran kehidupannya. Ia menyangkalnya. Tapi apa pun itu, Lee adalah sosok penulis yang tak mengkhianati nuraninya sendiri.

Lee melihat ketakadilan atas kulit hitam di lingkungannya, yang bertentangan dengan perspektif orang-orang sekelilingnya. Tapi Lee tak bisa bohongi nuraninya, menulis novel ini tak hanya membuka pandangan AS bahwa semua manusia pada dasarnya setara. Dunia juga mendapat pesannya. Pesan yang masih relevan di era sekarang, dimana rasialisme itu masih ada.

Pada akhirnya, Atticus berhasil melepas nurani putrinya dari nuraninya, melalui adiknya John. Ia berhasil mengubah Scout kecilnya menjadi perempuan dewasa yang mengenal dirinya sendiri. “Kau mungkin menyesal, tapi aku bangga padamu,” ujar Atticus yang tetap bijak dan terhormat di mata Jean Louis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun