Mohon tunggu...
Fredick Ginting
Fredick Ginting Mohon Tunggu... Freelance -

Belajar ilmu politik dari Harold Laswell sampai Samuel Huntington, belajar demokrasi dari Thomas Jefferson sampai Ernesto Laclau. Menonton karya David Fincher sampai Martin Scorsese, mengagumi Charlize Theron sampai Jennifer Lawrence.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Review Film] Putri Diana Mengejar Cinta

21 Februari 2017   09:58 Diperbarui: 21 Februari 2017   10:33 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Diana | Sutradara: Oliver Hirschbiegel | Naskah: Stephen Jeffreys | Pemain: Naomi Watts, Naveen Andrews, Cas Anvar | Rilis: 19 September 2013 | Durasi: 113 Menit

Somewhere beyond right and wrong there is a garden. I will meet you there. (Jalaluddin Romi)

Ratu Elizabeth II, Rabu (9/9/2015) lalu tengah berada di Stasiun Waverley, Edinburgh. Bersama suaminya Pangeran Phillip dan Menteri Nicola Sturgeon, sang Ratu hendak menuju Tweedbank di perbatasan Skotlandia. Agendanya peresmian jaringan rel di perbatasan. Tapi hari itu istimewa. Sang Ratu yang berumur 89 tahun hari itu resmi menjabat sebagai kepala negara terlama yang duduk di tahta kerajaan, selama 63 tahun 16 jam 30 menit, melewati periode moyangnya, Ratu Victoria. Ratu yang tak pernah diwawancara media itu menggantikan posisi ayahnya Raja George VI pada Februari 1952.

Ratu Elizabeth II mengingatkan kembali pada sosok menantunya, Putri Diana Frances Spencer (Putri Wales), istri putra sulungnya (Pangeran Charles). Berbeda dengan Ratu Elizabeth yang selalu terlihat oleh publik Inggris meski tak pernah diwawancarai, pribadi Putri Diana merupakan sosok penuh misteri terutama setelah kecelakaan mobilnya pada 1997 yang berujung pada kematiannya.

Film yang dirilis pada 2013 ini berlatar dua tahun sebelum kematian Putri Diana. Masa-masa itu digambarkan sebagai masa yang begitu mengganggu batin sang Putri. Setelah pernikahannya dengan Pangeran Charles gagal, Putri Diana (Naomi Watts) jatuh hati kepada seorang spesialis jantung asal Pakistan yang bekerja di  Rumah Sakit Brompton London, Hasnat Khan (Naveen Andrews). Tak ingin tersiar ke publik dan kerajaan, Putri Diana berhubungan secara sembunyi-sembunyi dengan Hasnat.

Film ini memang tidak menjawab misteri kehidupan Putri Diana ataupun menjawab misteri soal kematiannya. Apalagi pihak kerajaan dan sebagian publik Inggris mengecam dibuatnya film ini. Namun, tim pembuat film yang sudah meriset kehidupan Putri Diana selama bertahun-tahun patut diacungi jempol.

Putri Diana dalam film ini mengaku tidak suka aturan, sehingga segala protokol kerajaan yang harus diikutinya membuatnya risih. Ia lebih suka mengikuti kata hatinya. Kata hati pula yang tampaknya memberi sifat filantropis dan cinta terhadap sesama manusia lain. Putri Diana dikenal sebagai duta untuk misi-misi kemanusiaan PBB. Suatu hal dalam diri Putri Diana yang membuat dunia mencintainya.

Ia mengunjungi Huambo di Angola dan berkampanye anti ranjau darat di wilayah Afrika. Semasa hidupnya ia memang dikenal dermawan dan suka mengunjungi kaum-kaum miskin, korban perang, dst. Ia pun pernah tercatat berkunjung ke Indonesia dan tak sungkan memeluk penderita penyakit kusta.

Agama menjadi salah satu tembok penghalang terjalinnya hubungan Putri Diana-Hasnat. Putri Diana bahkan sampai bertandang ke keluarga besar Hasnat di Lahore, Pakistan untuk memenangkan hati keluarga besar Hasnat agar restu menikah dia dapatkan. Sang Putri mendapat sambutan luar biasa. Nenek Hasnat, Nanny Appa memujinya sebagai singa betina muda.

Meski pada akhirnya, keluarga Hasnat memang tidak merestui hubungan keduanya. Oleh karena itu, Hasnat sempat menjauh. Pihak kerajaan pun diketahui kala itu cukup gusar dan tak merestui hubungan Putri Diana dengan Hasnat yang seorang Muslim, namun hal ini tak ada disinggung dalam film.

Kesungguhan cinta Putri Diana bukan isapan jempol belaka. Putri Diana digambarkan juga mempelajari ajaran Islam. Hasnat menyebut Islam penting baginya, sebagai penegasan karakter. Tampaknya hal itulah yang mendorong Putri Diana belajar Islam, untuk memahami Hasnat. Pada sebuah dialog, Putri Diana menyebut “Dimana pun kamu, kematian akan dekat meski rumahmu kuat dan (perlindungannya) lengkap.” Hasnat menyadari sang Putri mengutipnya dari sebuah ayat dalam Al-Qur’an.

Diana Spencer, sebagai seorang putri kerajaan jelas merupakan figur publik yang aktivitasnya selalu menyedot perhatian publik. Oleh karenanya, para paparazzi akhirnya menguak hubungan sang Putri dengan Hasnat. Hasnat gusar, merasa terlalu “kecil” untuk seorang putri yang “agung”.

Diana kemudian merencanakan sebuah skandal dengan Dodi al-Fayed (Cas Anvar). Kurang jelas tujuannya untuk apa, apakah untuk membuat cemburu Hasnat atau justru Pangeran Charles. Namun, yang pasti, pada akhir film Putri Diana tewas bersama Dodi al-Fayed dan supir yang mengemudikan Mercedes-Benz mereka di Paris. Sang putri telah tiada, namun misteri tentang kehidupan dan kematiannya masih tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun