Pada umumnya, orang hanya mengenal istilah website atau situs. Menurut fungsinya, ada juga yang dinamakan website application atau biasa disingkat web app. Mungkin Frappioneers sekalian masih banyak yang bertanya-tanya.
"Website application? Apaan tuh? Aplikasi untuk website? atau website yang mirip aplikasi? atau aplikasi yang ada di website?"
Walaupun serupa, website dan website application fungsinya tak sama. Namun, mereka berdua sama-sama memberi manfaat dalam bisnis di era IT ini, yaitu sebagai platform yang menunjang branding, marketing, sampai engagement konsumen. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak perbandingan website dan website application di bawah ini:
#1. Definisi
Website yang kita kenal merupakan kumpulan halaman (page) yang saling tergabung dibawah suatu domain atau subdomain.
Nah, web app merupakan program layaknya software aplikasi yang berbasis website.
#2. Interaksi
Website dan web app utamanya berfungsi untuk menyampaikan informasi pada pengguna. Namun, web app lebih aktif dalam hal interaksi dibanding website. Fungsi utama website adalah sekedar menyampaikan informasi. Pada awalnya, website dibuat dengan sistem komunikasi satu arah. Pembuat website menulis, dan pembaca hanya membaca. Sekarang, website sudah mengalami banyak perkembangan sehingga orang dapat berkomentar ataupun membagikan website itu ke platform sosial media.Â
Walaupun begitu, tingkat interaksi di web app masih lebih tinggi dari website. Web app lebih menonjolkan fitur yang membuat orang lebih leluasa berinteraksi. Orang dapat mengirim formulir, menggunakan fitur chat, online payment, dan lain sebagainya. Contoh web app yang mungkin sering anda gunakan adalah website e-commerce atau toko online.
Dengan pemanfaatan web app, sebuah e-commerce dapat menampilkan data produk secara real time. Misalnya, produk sold out otomatis dan mengolah data pembayaran seperti sistem pemakaian kupon dan gratis ongkos kirim.
#3. Kompleksitas
Dilihat dari interaksinya, website memiliki konsep yang lebih sederhada dari web app. Hal ini tentu saja mempengaruhi perbedaan kompleksitas dari aspek-aspek penyusunnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:Â
Kompleksitas Integrasi Sistem
Integrasi disini erat kaitannya dengan plugin. Plugin atau Colok-masuk adalah sebuah program yang menambah fungsionalitas program utama dengan cara memodifikasi kode original dengan menambahkan "plug". Menonaktifkan plugin kemudian disebut dengan "unplug". Contoh plugin yang mungkin anda kenal ialah plugin Adobe Flash Player dan plugin komentar.
Karena website memiliki sistem komunikasi yang utamanya satu arah, integrasi sistem website bersifat opsional dan lebih sederhana daripada web app. Web app memiliki fitur yang lebih kompleks sehingga integrasinya juga lebih sulit dan memerlukan pengolahan data dengan bantuan software lain.
Kompleksitas Komponen Pengembangan
Komponen Pengembangan website dan web app sama-sama menggunakan HTML, CSS, dan Javascript (opsional bagi website). Walaupun begitu, komponen pengembangan website lebih sederhana dan ramah bagi pemula. Di era ini, anda sudah dapat membuat website tanpa perlu mempelajari bahasa pemrograman yang rumit dengan cara menggunakan Website Builder.
Lihat Juga: Website Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Frappio juga menyediakan Frappio Website Builder untuk anda yang ingin membuat website tanpa ribet.
Dibanding dengan website, komponen pengembangan web app lebih kompleks. Dibutuhkan kemampuan coding yang mumpuni untuk menavigasi web app sesuai kebutuhan. Untuk itu dibutuhkan kemampuan website developer handal yang bisa menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Contohnya Ruby, PHP, dan Phyton.
#4. Autentifikasi
Tidak seperti website dimana anda langsung bebas melihat konten utama, web app memerlukan autentikasi yang biasanya berupa sistem log in dan log out.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H