"Si tou timou tumou tou"
Manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain
_Dr. Sam Ratulangi
A.    Pendahuluan
      Bestari menurut KBBI adalah menggambarkan luas dan dalamnya pengetahuan, juga baiknya pendidikan serta budi pekerti. Kata Bestari inilah yang menjadi jembatan penghubung yang memediasi interaksi pemikiran tentang pengetahuan, pendidikan dan nilai-nilai budaya dan sejarah bangsa Indonesia dimasa lalu dalam menyinsong masa depan yang lebih baik.
      Sejarah tidak dapat terlepas dari tiga konsep waktu, yakni masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang yang selalu komprehensif dan bekesinambungan dalam bingkai sejarah. Generasi sekarang perlu merawat juga melawat ingatan sejarahnya dengan belajar dan terus berkembang agar identitas kita sebagai suatu bangsa tetap melekat dalam sanubari. Bestari melambangkan tajamnya alam pemikiran manusia sesuai dengan perkembangan zaman yang selalu mengalami evolusi bahkan revolusi, mengasah dalam sendi kehidupan manusia, juga dalam dunia pendidikan itu sendiri.
      Pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat kompleks dari tahun ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa cakrawala berpikir masyarakat ilmiah ke arah yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia sejatinya membawa dan mengantarkan peserta didik kepada kodratnya sebagai manusia.
B.    Pendidikan INS Kayu Tanam "Moh. Syafe'i
      Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang aktivitas manusia di masa lalu yang masih relevan dengan kehidupan manusia sekarang, serta hubungannya dengan masa yang akan datang. Manusia adalah objek dan subjek dari sejarah itu sendiri, karena manusia yang berperan dalam setiap peristiwa sejarah dan yang menjadi objek atau sasaran kajian dalam berbagai peristiwa sejarah.
      Pendidikan yang diterapkan oleh Mohammad Syafe'i sangat berpengaruh pada proses pendidikan di Indonesia pada masa-masa berikutnya, karena fokus utama dari pendidikan ini adalah membuat peserta didik lebih terampil dan kreatif melalui tangan atau karyanya (Hand), kemampuan berpikir atau kecerdasan pikiran yang tajam (Head), dan memiliki moral dan akhlak yang mulia melalui perasaannya (Heart). Sehingga pendidikan Mohammad Syafe'i sering disebut sebagai pendidikan 3H (Head, Heart and Hand).
      Pendidikan yang diajarkan oleh Syafei di INS Kayutanam menekankan siswa untuk bisa menyeimbangkan antara kerja, pikiran, dan perasaan. Hal ini kemudian diwujudkannya ke dalam tiga bidang pendidikan, yakni tangan, otak, dan hati. Tangan merupakan merupakan metafora dari kreatifitas dan kerja keras; Otak merupakan perlambangan dari pendidian akedemis dan hal-hal yang berkaitan dengan psikomotor; sedangkan hati merupakan simbolisasi dari spritualitas atau hal-hal menyangkut kehidupan pribadi, akhlak mulia dan ibadah. Ketiga bidang inilah, menurut Syafei yang akan menjadikan peserta didik menjadi menjadi sosok yang kreatif, pintar serta berakhlak mulia. Kekurangan salah satu dari yang tiga itu akan membuat seeorang sulit diterima dengan baik dalam masyarakat.
C.    Pendidikan Taman Siswa "Ki Hajar Dewantara"
      Taman siswa merupakan salah satu organisasi pergerakan dengan fokus kegiatan dalam bidang pendidikan. Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Taman Siswa meyakini pendidikan sebagai sarana yang efektif untuk mewujudkan perubahan sosial dan dapat menjadi resep unggulan untuk memajukan bangsa.
      Ada 3 konsep pengajaran yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara. ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Di depan guru dapat memberikan contoh dan teladan yang baik, ditengah guru dapat memberikan motivasi yang baik bagi anak (peserta didik) agar dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya, dan di belakang guru memberikan dorongan/semangat yang baik agar peserta didik mampu menggali sendiri pengetahuannya.
      Konsep pembelajaran yang diterapkan di sekolah taman siswa adalah belajar dan bermain. Dengan konsep ini peserta didik menjadi lebih termotivasi dan memiliki semangat yang baik dalam pembelajarannya. Pembelajaran kembali pada kodrat anak yang sesungguhnya.
D.    PenutupÂ
      Pembentukan karakter adalah salah satu ciri utama dari implementasi kurikulum yang baru dalam bingkai projek penguatan profil pelajar pancasila dengan berbagai elemannya. Pembelajaran tentang nilai dan karakter itu yang ingin ditampilkan, beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Pendidikan harus melahirkan generasi yang kreatif dan mandiri, yang mampu hidup ditengah kemajemukan dengan mengindahkan budaya gotong royong, memiliki pemikiran yang tajam dan kritis.
      Audiovisual sangatlah penting dalam menanamkan dan mengajarkan fakta-fakta sejarah masa lalu. Oral History saja tidak cukup dalam menyelami pengetahuan tentang masa lalu, lebih dari itu, audiovisual sangatlah esensial di masa sekarang dalam menampilkan fakta sejarah tersebut. Dengan penerapan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan termotivasi dalam belajar sejarah.
      Pembelajaran sejarah penting untuk peserta didik generasi sekarang ini. Peserta didik perlu dibekali dengan wawasan sejarah bangsa kita Indonesia, agar tidak melupakan identitasnya sebagai suatu bangsa. Dengan mempelajari sejarah peserta didik bisa mengetahui perjalanan sejarah bangsanya hingga sampai sekarang ini menjadi sebuah negara yang merdeka. Dewasa ini cukup banyak anak bangsa kita yang tidak lagi senang dan cinta dengan sejarah bangsanya, lebih tertarik pada sejarah bangsa lain atau bahkan lebih dari itu, ada persepsi yang mengatakan bahwa sejarah tidak begitu penting untuk diketahui ataupun di pelajari.
      Dari kondisi inilah yang memotivasi saya untuk menyajikan pembelajaran sejarah diramu lebih menarik dan menyenangkan peserta didik. Pembelajaran sejarah yang melibatkan peserta didik di dalam setiap prosesnya. Sebagai pendidik, berperan sebagai fasilitator dan mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.
      Salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran sejarah adalah dengan menerapkan media pembelajaran audiovisual, melalui suara dan gambar ataupun video tentang masa lalu. Dengan media pembelajaran audiovisual seperti ini akan lebih membuat peserta didik lebih tertarik dalam belajar sejarah. Kita tidak lagi bisa kembali ke masa lalu, masa lalu dijadkan sebagai acuan dan pengalaman untuk kehidupan masa kini dan merencanakan masa depan dengan baik. Melalui media audiovisual maupun video, akan menghadirkan secara langsung segala peristiwa ataupun kejadian-kejadian di masa lalu.
      Sejarah bangsa kita perlu dirawat dengan baik oleh generasi sekarang ini, agar tidak pudar nilainya dari pusaran sejarah itu sendiri. Perlu adanya pembiasaan dan praktik berkelanjutan agar miskonsepsi tentang sejarah yang membosankan dan tidak penting itu hilang dari memori ingatan peserta didik. Sejarah selalu memiliki peran penting juga manfaat yang berpengaruh dalam kehidupan kita sebagai suatu bangsa, menjadikannya sebagai edukasi, inspirasi, rekreasi dan instruktif. Jadikan masa lalu sebagai pengalaman yang berharga, masa kini sebagai wujud perjuangan yang gigih, dan masa yang akan datang sebagai harapan yang baik. Mari bersama merawat ingatan sejarah, melawat masa lalu melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
#Samarinda30/11/2023
#Frans Dagur, SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H