Mohon tunggu...
Frans
Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Negeri

Mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pengertian Mengenai Pajak

21 September 2023   19:04 Diperbarui: 21 September 2023   19:08 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak. Ya, kata yang selalu kita dengar mungkin sehari-sehari. Bahkan, kita juga melakukan pembayaran pajak baik pajak penghasilan, pajak kendaraan bermotor, pajak pertambahan nilai, dll.

Eiittsss.. Tapi sebelum kesana, apa itu sebenarnya pajak ?? Apakah hanya sekadar dibayar ?? Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan oleh keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Singkatnya, membayar pajak merupakan sumbangsih dan partisipasi kita kepada negara demi membangun negeri kita menjadi lebih baik. Hasil dari kita membayar pajak adalah kita bisa lihat fasilitas di sekeliling kita seperti jalan, terminal, bandara dan lain-lain.

Oke saat ini, pajak memiliki 4 (empat) fungsi. Pertama, ada fungsi anggaran (budgeter) singkatnya negara dalam melaksanakan pembangunan membutuhkan biaya. Yap, biaya yang diperlukan berasal dari pajak masyarakat ke kas negara.

Kedua, ada fungsi mengatur (regulerend). Pajak digunakan sebagai alat dalam mengatur untuk mencapai tujuan. Contohnya kita bisa melihat untuk melindungi produksi barang dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi agar produk dalam negeri dapat terus berkembang.

Ketiga, ada fungsi stabilitas. Dengan pajak, pemerintah dapat melaksanan kebijakan untuk menjaga kestabilan harga sehingga dapat mengendalikan inflasi. Dan yang keempat, ada fungsi redistribusi. Pajak sudah dibayar oleh masyarakat digunakan untuk membiayai kepentingan umum dan melaksanakan pembangunan negara.

Selain fungsi, pemungutan pajak juga memuat asas-asas di dalamnya. Menurut Adam Smith, seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia. Ada 4 (empat) asas dalam pemungutan pajak. Yang pertama, asas equality (asas yang berkeadilan). Pemungutan pajak harus memperhatikan kemampuan bayar oleh wajib pajak. Singkatnya, pemungutan pajak tidak boleh menyamaratakan atau tidak boleh diskriminatif terhadap kemampuan bayar masing-masing wajib pajak.

Kedua, ada asas certainty (asas kepastikan hukum). Artinya, pemungutan pajak harus didasari landasan hukum seperti undang-undang. Ketiga, ada asas convience of payment (asas kesenangan/asas kenyamanan). Asas ini mengandung makna bahwa pemungutan pajak dilakukan disaat wajib pajak berada di posisi terbaik untuk membayar pajak sehingga tidak menyulitkan wajib pajak. Contohnya : ketika wajib pajak menerima penghasilan, di saat itulah pemungutan pajak dilakukan.

Dan keempat, asas efficiency (asas efisien). Pemungutan pajak dilakukan seefisien mungkin sehingga pemungutan wajib tidak boleh melebihi tarif yang sudah ditetapkan oleh undang-undang.

Ada juga 3 (tiga) asas pemungutan pajak yang ditetapkan oleh UU. Pertama, ada asas tempat tinggal. Nah, maksudnya pemungutan pajak didasarkan pada tempat tinggal wajab pajak tersebut. Conntohnya : Sebuah perusahaan pajak yang berdiri di Indonesia wajib membayar pajak.

Kedua, asas sumber. Pemungutan pajak dikenakan kepada orang pribadi atau badan dimana penghasilan yang dikenakan pajak berasal dari suatu negara. Contohnya : seseorang yang berkedudukan di luar negeri tetapi menerima penghasilan dari Indonesia wajib membayar pajak.

Dan yang ketiga, asas kebangsaan. Pemungutan pajak suatu negara dikenakan kepada warga negara itu sendiri. Contoh : seseorang yang berkebangsaan Indonesia wajib membayar pajak kepada negara Indonesia.

Sekian dari pembahasan mengenai pengertian pajak beserta fungsi dan asas-asanya. Terima kasih kepada sobat yang sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun