Mohon tunggu...
Fransiskus Xaverius Dato
Fransiskus Xaverius Dato Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

bermain musik, mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kinerja Presiden Joko Widodo dalam Mewujudkan Indonesia Maju

8 November 2024   19:15 Diperbarui: 8 November 2024   21:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia sejak 2014. Sebagai presiden ketujuh, Jokowi mengusung visi besar untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur. Selama dua periode pemerintahannya, ia menghadapi beragam tantangan, mulai dari masalah infrastruktur, kemiskinan, hingga ketimpangan sosial. Namun, dengan tekad dan gaya kepemimpinan yang sederhana, ia berfokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, serta penguatan ekonomi nasional. Pencapaian ini, meski tidak tanpa kontroversi, tetap mencatatkan sejumlah prestasi yang dirasakan sebagian besar masyarakat, meskipun beberapa kalangan mengkritisi berbagai kebijakan yang dianggap masih perlu perbaikan, terutama dalam pemerataan ekonomi di wilayah-wilayah tertentu.

Jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, Presiden Jokowi lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur besar-besaran sebagai motor penggerak ekonomi. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lebih banyak fokus pada stabilitas politik dan ekonomi global, dengan penekanan pada sektor perdagangan dan investasi. Sementara itu, Jokowi datang dengan janji perubahan, khususnya dalam memperhatikan pembangunan daerah, distribusi hasil pembangunan yang lebih merata, dan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat, seperti listrik dan air bersih. Dari segi pengelolaan ekonomi, Jokowi juga memperkenalkan berbagai kebijakan pro-investasi yang berfokus pada peningkatan sektor industri dalam negeri, terutama industri manufaktur, untuk menekan impor dan meningkatkan daya saing produk lokal. Pendekatan ini menunjukkan perbedaan gaya dan visi antara kedua presiden, di mana Jokowi lebih ingin membangun pondasi ekonomi yang berkelanjutan dari dalam negeri.

Salah satu ilustrasi yang dapat menggambarkan keberhasilan Jokowi adalah pembangunan infrastruktur jalan tol yang masif di seluruh penjuru Indonesia. Misalnya, Jalan Tol Trans-Sumatera yang membentang dari Lampung hingga Aceh, atau tol Trans-Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Proyek ini tidak hanya meningkatkan mobilitas barang dan orang, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan masyarakat. Selain itu, pembangunan ini juga bertujuan untuk menyeimbangkan akses ekonomi antara wilayah barat dan timur Indonesia. Dengan tersambungnya berbagai daerah, diharapkan distribusi barang menjadi lebih cepat dan biaya logistik berkurang, yang akhirnya dapat menekan harga-harga barang di luar Pulau Jawa. Ilustrasi lain adalah pembangunan bandara internasional, seperti Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang kini menjadi pusat transportasi udara baru di Jawa Tengah. Semua ini mencerminkan betapa seriusnya Jokowi dalam menjawab tantangan ketertinggalan infrastruktur yang selama ini menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Contoh konkret dari kebijakan Jokowi dalam bidang pendidikan adalah Program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program ini telah membantu jutaan siswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan mereka dengan menyediakan dana bantuan untuk biaya sekolah. Dengan bantuan ini, siswa-siswa yang memiliki potensi tetapi terkendala oleh biaya dapat melanjutkan pendidikan dan berkesempatan meraih masa depan yang lebih baik. Selain itu, pemerintah juga memberikan berbagai pelatihan vokasional untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten di era industri 4.0. Sebagai contoh, program vokasi di bawah kementerian terkait telah membantu ribuan remaja di daerah untuk mendapatkan keterampilan teknis yang dibutuhkan di pasar kerja, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada pekerjaan formal, tetapi juga mampu membuka usaha sendiri. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput.

Secara pribadi, saya melihat bahwa kinerja Presiden Jokowi dalam periode kedua ini sangat membanggakan, meskipun masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pembangunan infrastruktur yang masif adalah langkah positif dalam membuka peluang ekonomi, namun tantangan besar yang masih dihadapi adalah kesenjangan sosial yang kerap kali terabaikan. Di beberapa wilayah, masih terdapat ketimpangan dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja. Di sisi lain, kebijakan-kebijakan yang mendukung industri kreatif dan digital juga perlu didorong lebih jauh, karena sektor ini berpotensi menjadi motor pertumbuhan ekonomi masa depan. Peran pemerintah dalam mendukung pelaku usaha kreatif, terutama dalam hal regulasi dan permodalan, akan sangat berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi dan inovasi. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih fokus pada pemerataan hasil pembangunan dan memastikan semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Dengan begitu, visi Indonesia maju yang dicita-citakan tidak hanya terlihat pada bangunan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan rakyatnya secara merata.

Kinerja Jokowi dalam membangun Indonesia bisa dianalogikan dengan seorang tukang bangunan yang sedang membangun rumah besar. Ia tidak hanya bekerja keras membangun pondasi yang kuat, tetapi juga memikirkan bagaimana atap rumah tersebut bisa menampung semua orang dengan aman. Dalam hal ini, infrastruktur yang dibangun adalah pondasi yang harus kuat, sementara kebijakan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial adalah atap yang melindungi rakyat dari ketidakpastian. Seperti halnya pembangunan rumah, ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari sumber daya yang terbatas hingga kendala teknis di lapangan. Namun, jika dilakukan dengan hati-hati dan cermat, hasil akhirnya dapat memberikan kenyamanan bagi seluruh penghuni rumah, dalam hal ini adalah rakyat Indonesia. Pembangunan yang dilakukan oleh Jokowi tidak sekadar simbolis, tetapi diarahkan untuk memberikan manfaat jangka panjang yang dapat dirasakan oleh generasi mendatang.

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan yang terus berlangsung, wajah Jokowi tetap tenang dan sederhana. Sebagai sosok yang tidak terbiasa dengan kemewahan, ia lebih sering terlihat mengenakan baju sederhana dan blus putih saat berkunjung ke berbagai daerah. Jokowi juga dikenal dengan gaya kepemimpinan yang inklusif, lebih memilih mendengarkan suara masyarakat langsung daripada duduk di balik meja dalam ruang rapat. Hal ini membuat masyarakat merasa lebih dekat dengan presidennya dan lebih terdengar aspirasinya. Kebijakan-kebijakan yang ia buat sering kali terkesan pragmatis, mengutamakan solusi cepat dan tepat guna, serta lebih mengedepankan hasil nyata daripada sekadar wacana. Pembangunan fisik yang terlihat jelas di lapangan adalah bukti nyata dari komitmennya untuk memperbaiki wajah Indonesia. Gaya kepemimpinannya yang sederhana dan terjun langsung ke masyarakat inilah yang membuat Jokowi disukai oleh banyak rakyat, meski tak luput dari kritik di beberapa aspek.

Dengan semua pencapaian dan tantangan yang dihadapi, Presiden Jokowi telah mencatatkan perubahan besar dalam berbagai sektor. Namun, seperti halnya pembangunan rumah yang memerlukan perawatan dan penyesuaian terus-menerus, keberlanjutan hasil kerja Jokowi akan sangat tergantung pada dukungan dan keberlanjutan kepemimpinan di masa depan. Harapan untuk Indonesia maju, adil, dan makmur tetap memerlukan komitmen dari seluruh elemen bangsa agar setiap fondasi yang sudah dibangun dapat terus berkembang, bukan hanya sekadar menjadi proyek yang berhenti di tengah jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun