Tikus sawah (rattus argentiventer) merupakan salah satu hama penyebab kerusakan dan penyebab menurunnya hasil pertanian, khususnya tanaman padi. Selain menyerang tanaman padi, tikus sawah juga menyerang tanaman jagung, kedelai, kacang tanah dan umbi-umbian. Serangan hama tikus pada tanaman padi terjadi pada hampir diseluruh sektor pertanian padi di indonesia. Hama tikus yang menyerang tanaman padi menimbulkan kerusakan pada batang padi hingga tanaman padi mengalami kematian. Serangan dari hama tikus ini biasanya terjadi pada malam hari yang dimulai dari tengah lahan padi.
Permasalahan yang sulit dihadapi oleh kelompok tani ialah cara membasmi atau mengendalikan serangan hama tikus tersebut. Upaya pembasmian menggunakan racun tikus dan menggunakan aliran listik sudah dilakukan, namun hama tikus tersebut sudah memahami jika itu adalah sebuah jebakan. Dengan demikian, peran penyuluh perlu melakukan pelatihan kepada kelompok tani dalam mengendalikan hama tikus dengan menggunakan musuh alaminya yaitu Burung Hantu (Tyto alba).
Burung hantu (Tyto alba) adalah salah satu burung predator bagi tikus. Sepesies ini memiliki kelebihan dibanding dengan sepesies lainya, dengan ukuran badan yang relatif besar dan sering aktif pada malam hari dapat memungkinkan untuk melakukan pemburuan tikus dengan cukup baik.
Upaya pelatihan kelompok tani terhadap pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus disawah ini bertujuan supaya petani mengetahui cara perawatan dan cara membudidayakan burung hantu agar dapat menjadi pengendalian hama dengan musush alami secara berkelanjutan. Maka dari itu, petani perlu diberi pengetahuan dalam merawat burung hantu agar tetap tinggal di lahan dan tidak pergi kemana-mana. Salah satu contoh adalah pembuatan rubuha (rumah burng hatu) di lahan perlu diberikan kepada burung hantu, karena rubuha dapat dijadikan rumah bagi burung hatu dan disaat burung hantu bertelur, rubuha juga dapat dijadikan tempat untuk meletakan telurnya.
Kelebihan dari pemanfaatan burung hantu sebagai pengendalian hama tikus ini adalah, metode ini cukuplah mudah untuk diterapkan oleh kelompok tani dan tidah memerlukan biaya yang tinggi. Selain mudah dan biaya pembuatan terjangkau, pemanfaatan burung hantu juga dapat mengefisien waktu petani. Pemanfaatan burung hatu ini sangat membantu para petani dalam membasmi hama tikus. Burung hantu yang aktif di malam hari dapat menjadi predator bagi hama tikus yang umumnya menyerang tanaman padi pada malam hari juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H