Langit sore itu tampak murung, hitam putih berkelabu menghalau biru
Sayup-sayup kicauan burung tak menyahut, selain detak jarum jam yang menggelinding pada dinding
Aku meringkuk diri, sedang bibirku lebih mengulum senyum
Khayalku dimana-mana berkelana, jejaknya meninggalkan pedih dalam sukmaku
Aku terlarut dalam bayang, ingin memiliki tetapi gamang disetiap temu
Kucoba untuk menepis, menghalau harap, tapi menikam jiwaku
Tuan atas hatinya, dihujam tinggal kenang dalam harap
Sementara ia menjauh, memilih pergi tinggalkan duka
Ia tak pernah mencintaiku, hanya sebatas suka tapi bukan cinta
Membunuh asaku, melahirkan dengki dalam sukamku
Jarak membentang, bagai jurang tak mendasar, aku dan dia kini berbeda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H