Mohon tunggu...
Fransiskus Adryanto Pratama
Fransiskus Adryanto Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menulis untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prihal Senja

25 April 2020   20:42 Diperbarui: 25 April 2020   20:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelopak mataku tertuju pada kemuningmu, menyelinap masuk pada ranting pohon

Di kaki langit engkau tampak tersenyum menawan, mencumbui langit biru dengan bebas oleh cahayamu

Sedang aku meringkuk, melipat tangan sembari meracik huruf yang bermetamorfosis menjadi larik kata

Lentik jariku begitu menggembu melumuri kertas putih dengan tinta hitam

Senja itu menjatuhkan aku pada jurang di dalam rahim rindu yang tak bertuan

Bolehkan engkau menerangi gelapnya jejak kakiku melangkah pada lorong waktu yang tak menentu

Pada siapa aku menumpahkan rindu ini, sedang lolongan angin mengusik pendengaranku, pelan-pelan menggigil kulitku hingga menusuk poriku

Kicauan burung, sesekali menyahut di ranting pohon sedang mematuk buah yang enggan habis karena patukan burung-burung itu

Sementara kopi hitamku mendingin, karena tak kunjung kutegak

Senja, pulanglah, aku ingin menghantarkan rinduku pada malam yang akan melenyapkan mu dari kaki langit itu

Aku akan mengatup tangan berdoa, sembari menikmati lantunan ayat-ayat suci yang shadu itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun