Riakmu mendekap lirih di atas peraduanku
Senandung lagu mengiringi datangmu
Alunan nada-nada tak tentu memekakan telingaku
Di bawah lamunan rindu yang tak kunjung menepi
Aku meringkuk tanpa kata sembari mengusap bulir yang mengaris panjang pada pipiku
Hujan, berhentilah
Rindu ini kian memuncak bersamamu
Aku kewalahan menampungmu
Perlahan bulir itu meresap ke akar tanah
Semoga tumbuh rindu balasan
Hujan, tubuhku menggigil hingga menusuk poriku
Di atas pembaringan jariku menari dengan lincah
Menulis bait-bait rindu tentangnya
Tinta-tinta hitam pelan-pelan menghitamkan surat putih
Seputih jiwaku kepadanya
Semoga rindu segera terbalas lunas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H