Mohon tunggu...
Fransiskus Adryanto Pratama
Fransiskus Adryanto Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menulis untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tubuhku Terluka Olehmu

8 April 2020   12:19 Diperbarui: 8 April 2020   12:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku meringkuk di atas tempat tidur sembari mengisak tangis penyesalan

Menyesal mengenang kisah ketika aku tak pernah berpikir dua kali meladeni nafsu birahimu

Aku terjebak dengan rayuan manja dari bibirmu yang puitis

Bahkan aku memujimu kala itu atas semua bait-bait yang kau susun dengan rapi padaku

Yang membuatku kegilaan denganmu adalah tentang makna hidup yang kau ceritakan padaku

Kamu terlihat dewasa, ternyata itu hanya dari bibirmu

Sedang hati seperti ingin menerkamku seperti harimau yang lapar

Kini engkau telah merenggut kepermpuananku

Sementara aku terus memenjara diri dalam kamar yang tak lagi melihat siang maupun malam

Doa kepada Tuhan pun enggan lagi kulakukan seperti dulu yang dengan lantang membelanya bahkan setiap berpapasan denganmu

Aku hanya meneguk penyesalan setiap melihat daging pada tubuhku yang terus mengurus

Mataku tak lagi bersinar seperti awal pertemuan kita

Wajahku yang dulu bulat kini mencekung karena tak pernah mengunyah nasi sementara bibir kering tak lagi meneguk air kecuali air mata

Bahkan sesekali aku menghakimi Tuhan, kenapa dia yang maha baik, maha kuasa tak hadir di saat aku terpuruk karena penyesalan yang menderaku

Aku terus merintih dalam luka yang tak kunjung sembuh

Jika namamu bertamu dalam pikiranku seketika luka itu kembali menyayat perih

Mungkin saja kau ada disini ingin kurenggut nyawamu laki-laki yang hanya melihat komelakan perempuan

Sedang hatimu begitu serakah yang mendorong pikiranmu untuk menyetubuhi perempuan dengan nafsumu

Tubuhku terluka oleh keegoisanku sendiri dan kamu lelaki yang tak punya perasaan

Pergilah dari pikiranku aku ingin merobek lembaran kusam yang telah aku dan kamu dibubuhi tinta masa lalu

Aku ingin menatanya kembali layaknya manusia lain

Walau tubuhku yang suci telah kau renggut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun